Donald Trump Tuduh Taiwan Pencuri, Tebar Ancaman Jika Menang

Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 29/10/2024 10:20 WIB
Foto: Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump bekerja di belakang meja saat berkunjung ke McDonald's di Feasterville-Trevose, Pennsylvania, AS, 20 Oktober 2024. (via REUTERS/Doug Mills)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh Taiwan mencuri bisnis chip Amerika. Trump mengancam mengenakan bea masuk atas chip dari Taiwan jika dirinya terpilih lagi sebagai Presiden.

Tuduhan tersebut dilontarkan oleh Trump di podcast The Joe Rogan Experience. "Anda tahu, Taiwan, mereka mencuri bisnis chip kita ..  dan mereka minta perlindungan," kata Trump seperti dikutip oleh CNBC International.

Dalam wawancara tersebut, ia juga mengkritik habis kebijakan Presiden AS Joe Biden yaitu CHPIS Act. Salah satu dari kebijakan Biden adalah mengucurkan subsidi bagi perusahaan teknologi semikonduktor yang ingin membangun pabrik di AS.


Menurut Trump, uang negara tidak seharusnya diberikan ke perusahaan asing yang ingin masuk ke AS. "Kesepakatan chip ini sangat buruk. Kita mengucurkan miliaran dolar AS untuk perusahaan kaya untuk masuk kemudian meminjam dan membangun uang di sini. Mereka tak akan memberikan kita perusahaan yang bagus," kata Trump.

Trump mengatakan ia akan memilih mengenakan tarif atas chip yang diimpor dari Taiwan. Tarif tersebut akan berdampak ke industri teknologi di AS seperti Nvidia dan Apple yang meproduksi chip mereka di Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Selain Apple dan Nvidia, perusahaan Silicon Valley lain seperti Amazon, Google, dan Microsof juga bergantung kepada industri manufaktur Taiwan. Menurut UBS, sekitar 90 persen dari chip canggih kini diproduksi oleh TSMC. Di sisi lain, saingan utama TSMC seperti Samsung dan Intel kesulitan untuk mengejar ketertinggalan mereka.

Kebijakan CHIP Act adalah upaya AS untuk mendirikan industri chip alternatif Taiwan di tengah ancaman geopolitik China. Salah satu penerima dana subsidi terbesar dari AS adalah Intel, yang kini bisnisnya justru makin tertekan setelah membangun fabrikasi chip di AS.

Analis dari Bernstein, Stacy Ragson menyatakan pernyataan Trump soal Taiwan mencuri bisnis chip mengada-ngada. "Kita ingin ada infrastruktur canggih di AS, dan jujurnya, dari posisi kebijakan, tak masalah siapa yang membangun," kata Rasgon.

TSMC dikabarkan bisa menerima US$ 7 miliar dari Departemen Perdagangan AS setelah membangun foundry (pabrik pengecoran semikonduktor) di Arizona.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat