Gebrakan Prabowo, Kementerian Harus Punya Tim Respons Serangan Siber

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
21 October 2024 17:25
Presiden Prabowo Subianto saat pelantikan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Masa Jabatan 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Presiden Prabowo Subianto saat pelantikan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Masa Jabatan 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berubah nama jadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan perubahan nama ini mengisyaratkan ada upaya politik yang besar untuk mempercepat transformasi digital.

"Digital menadi tema yang penting dalam kementerian ini," kata Nezar di Gedung Komdigi, Senin (21/10/2024).

Nezar Patria. (CNBC Indonesia/Intan)Foto: Nezar Patria. (CNBC Indonesia/Intan)
Nezar Patria. (CNBC Indonesia/Intan)



Lebih lanjut, Nezar mengatakan fokus digitalisasi ini membuat Komdigi lebih fokus ke beberapa area. Salah satunya terkait keamanan siber.

"Kami akan memastikan setiap kementerian, lembaga, dan daerah menyiapkan apa yang kita sebut sebagai CSIRT," ia menuturkan.

CISRT adalah Computer Security Incident Response Team. Artinya, setiap kementerian, lembaga, dan daerah harus memiliki tim khusus yang akan merespons ketika terjadi insiden keamanan.

Berkaca dari insiden penyerangan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 beberapa saat lalu, agaknya pemerintah ingin lebih memperkuat pertahanan di sektor keamanan digital, agar digitalisasi bisa berjalan mulus dan memperoleh manfaat maksimal bagi masyarakat.

"Supaya mereka cukup awas dan menjadi lini pertama untuk mengatasi yang namanya cyber attacks," kata Nezar.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meutya Hafid Ungkap Alasan Prabowo Ubah Nama Kominfo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular