
Ilmuwan Ungkap Fakta Terbaru Manusia Flores, Diduga Masih Berkeliaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebuah penemuan, tim peneliti dari Universitas Tokyo dan Universitas Griffith menemukan fakta terbaru soal manusia Flores. Mereka mengumumkan temuan nenek moyang makhluk itu yang sedikit lebih pendek.
Manusia Flores atau Homo Floresiensis merupakan makhluk pendek seperti hobbit dalam cerita fiksi The Lord of the Rings. Para peneliti menemukan fosil sekitar 20 tahun lalu.
Uniknya, ukuran makhluk ini berbeda jauh dengan manusia dewasa modern. Tinggi tubuhnya hanya 106 cm, otak berukuran kecil, tidak memiliki dagu dan telapak kakinya rata.
Fosil yang ditemukan awal diduga berusia 60 ribu dan 100 ribu tahun lalu. Sementara fosil terbaru yang ditemukan di situs Mata Menge, Flores berusia jauh lebih tua mencapai 700 ribu tahun.
Hasil temuan tersebut memperlihatkan tinggi fosil itu lebih pendek. Selain itu tulang lengannya ditemukan sangat kecil.
"Humerus dewasa berusia 700 ribu tahun tidak hanya lebih pendek dari Homo Floresiensi, namun juga memiliki tulang lengan atas terkecil dari catatan fosil hominin di seluruh dunia," jelas salah satu peneliti dari Pusat Penelitian Evolusi Manusia Australia Universitas Griffith, Adam Brumm, dikutip dari News Week, Selasa (13/8/2024).
Temuan itu menegaskan hipotesis keduanya soal ukuran nenek moyang hobbit. Dugaan tersebut berasal dari temuan tulang rahang dan gigi yang ditemukan tahun 2016 d Mata Menge.
Dari pemeriksaan lebih lanjut pada pemecahan tulang lengan dan gigi, nenek moyang manusia Flores memiliki ukuran 6 cm atau 2,4 inci lebih pendek dari para hobbit.
Brumm mengatakan sejarah evolusi soal manusia Flores memang belum diketahui sebelumnya. Namun nampaknya berasal dari sekelompok hominin Asia atau Homo Erectus yang terisolasi di pulau Indonesia sekitar 1 juta tahun lalu.
Perdebatan soal Manusia Flores Masih Berkeliaran
Manusia Flores diduga masih ada dan hidup berkeliaran. Hal ini bahkan sampai menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli antropologi.
Para kelompok arkeolog menemukan serpihan atau fosil yang diyakini sebagai Homo floresiensis di Liang Bua, gua besar yang berada di Kepulauan Flores. Fosil diyakini berasal dari 12.000 tahun lalu.
Saat itu, peradaban manusia diyakini sudah lumayan modern. Manusia sudah bisa melakukan aktivitas berkebun, berternak, memelihara binatang hingga memiliki kepercayaan seperti agama.
Dari temuan tersebut muncul perbedaan pendapat antara para antropolog, Setelah 18 tahun dari temuan 2004 itu.
Antropolog Gregory Forth mengungkapkan manusia flores masih ada setelah sekitar 30 warga lokal suku Lio bersaksi melihat keberadaan Homo floresiensis.
Para warga lokal menyebutnya sebagai setengah manusia setengah kera. Forth meyakini jika makhluk tersebut merujuk pada Homo floresiensis yang masih tersisa.
Namun ternyata ucapan Forth dibantah peneliti Smithsonian Institution, Matthew Tocheri. Dia meragukan hipotesis keberadaan manusia kerdil tersebut.
"Saya tak akan menghabiskan waktu untuk mencari tahu keberadaan mereka. Sudah pasti mereka telah punah," ujarnya, dikutip dari IFLScience.
Dia menjelaskan suatu spesies dapat bertahan di tengah populasi jika jumlahnya mencapai angka tertentu. Namun jika manusia flores hanya terlihat oleh 30 warga lokal Lio terlalu kecil untuk bertahan di tengah manusia modern.
Pernyataan Tocheri juga disetujui ilmuwan Flinders University bernama Corey Bradshaw. "Untuk hitung-hitungan dasarnya, 50 individu efektif dibutuhkan untuk menghindari kepunahan sebuah spesies. Ini setara dengan populasi 250 sampai 500 orang," kata Bradshaw.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
