Heboh Fenomena Hujan Es di Depok, BMKG Ungkap Faktanya

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Jumat, 05/07/2024 12:50 WIB
Foto: Sejumlah relawan melakukan evakuasi pohon tumbang akibat puting beliung di Depok, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu jagat media sosial dihebohkan dengan fenomena hujan es yang terjadi di Bedahan, Sawangan, Kota Depok, tepatnya pada Rabu (3/7/2024).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengungkapkan penyebab terjadinya hujan es di kota tetangga Jakarta tersebut.


Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, penyebab utama terjadinya hujan es adalah adanya awan Cumulunimbus (CB) yang terbentuk akibat daya angkat atau konvektif yang cukup kuat di wilayah tersebut.

Adapun proses hujan diawali dengan kondensasi uap air teramat dingin melewati atmosfer di lapisan atas level beku.

Es yang terbentuk umumnya memiliki ukuran besar. Pada saat kumpulan es yang besar di atmosfer turun ke area lebih rendah dan hangat, maka terjadi hujan.

"Hanya saja, kadang tidak semua es akan mencair sempurna dan menjadikannya hujan es," kata Guswanto dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (5/7/2024).

Ia kemudian menjelaskan kronologi terjadinya fenomena hujan es tersebut. Hujan di wilayah Jabodetabek dimulai sekitar pukul 12.30 WIB di sebelah tenggara Bogor.

Kemudian hujan mulai intens pada pukul 14.00 WIB dan bergerak dari selatan Bogor menuju ke arah barat laut-utara dari Jabodetabek.

Pada pukul 16.00 WIB intensitas hujan memuncak di sepanjang bagian utara Bogor dan Depok, menghasilkan hujan lebat disertai angin kencang serta hujan es di daerah Bedahan.

"Pada kejadian cuaca ekstrim ini belum ada laporan kerusakan yang signifikan," ujarnya.

Adapun BMKG memberi rekomendasi bagi pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan, antara lain, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Kemudian, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Dan tidak lupa untuk memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang, serta papan reklame atau baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Digitalisasi Bank Cs Kian Masif , Bisnis Solusi IT Laris Manis


Related Articles