Petaka Internet di Depan Mata, Google Buka-bukaan Fakta

Redaksi, CNBC Indonesia
05 July 2024 10:30
FILE PHOTO: A man walks through light rain in front of the Hey Google booth under construction at the Las Vegas Convention Center in preparation for the 2018 CES in Las Vegas, Nevada, U.S. January 8, 2018. REUTERS/Steve Marcus
Foto: REUTERS/Steve Marcus

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim peneliti Google mempublikasikan laporan baru yang memberikan peringatan bahaya terkait perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif. Teknologi yang booming sejak kemunculan ChatGPT oleh OpenAI tersebut hadir dengan berbagai manfaat, tetapi risikonya mengerikan.

Laporan peneliti Google menggarisbawahi risiko membludaknya informasi palsu di internet. Hal ini cukup ironis, sebab Google merupakan salah satu raksasa teknologi yang paling ambisius mengembangkan AI.

Bahkan, teknologi AI Google bisa jadi yang paling berdampak, mengingat basis penggunanya lewat layanan mesin pencari dan sistem operasi Android.

Studi yang belum dikaji lebih lanjut tersebut dilihat oleh 404 Media. Temuannya mengerikan. Disebutkan mayoritas pengguna AI-generatif memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengaburkan batasan antara informasi fakta dan palsu, melalui konten-konten berbentuk gambar dan video yang disebar internet.

Para peneliti juga menyorot riset publik soal AI generatif yang dirilis sebelumnya. Dari penelitian itu, ditemukan 200 artikel berita menyalahgunakan AI-generatif.

"Manipulasi manusia dalam menyebarkan informasi sesat merupakan taktik nyata penyalahgunaan [AI] di kehidupan nyata," kata peneliti.

"Kebanyakan berita palsu dibuat dengan motivasi untuk memengaruhi opini publik, memungkinkan scam atau aktivitas penipuan, serta mendulang profit," laporan itu melanjutkan.

Masalahnya, sistem AI-generatif yang menjamur saat ini mudah diakses oleh semua orang. Di saat bersamaan, regulasi yang mengaturnya masih sangat terbatas.

Kesimpulan yang dituliskan Futurism berdasarkan laporan tersebut, dikutip Jumat (5/7/2024), banyak orang menggunakan AI-generatif untuk menyebar informasi palsu karena sangat mudah membuatnya.

Di saat bersamaan, banyak orang yang belum memiliki literasi untuk bersikap kritis terhadap berbagai informasi yang ditemukan di internet. Hal ini bisa dibilang sebagai petaka internet.

"Di saat perusahaa-perusahaan seperti Google menanamkan AI pada setiap produk mereka, risiko seperti ini akan terus terjadi," pungkas laporan Futurism.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Google Rombak Chrome, Masa Depan Internet Berubah Total

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular