
Kasih Gratisan Miliaran Rupiah, Raksasa Dunia Perang

Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan cloud milik Amazon, Microsoft, dan Google sedang bertarung habis-habisan berebut pelanggan. AWS, Google Cloud, dan Azure berlomba menawarkan kredit sebesar-besarnya.
CNBC International melaporkan bahwa Amazon melipatgandakan kredit layanan infrastruktur cloud yang mereka sediakan untuk startup. Langkah ini diambil untuk menghadapi persaingan yang makin ketat, terutama dari Microsoft yang layanan cloudnya kini dilengkapi oleh fitur kecerdasan buatan (AI)
Kredit cloud adalah kuota penggunaan layanan dalam nominal dolar AS. Perusahaan cloud menawarkan kredit untuk menarik perusahaan rintisan memilih dan merasakan sendiri platform mereka. Harapannya, startup akan lanjut memanfaatkan layanan mereka setelah biaya infrastrukturnya tumbuh melampaui kuota yang disediakan secara cuma-cuma.
Mulai 1 Juli, AWS menyediakan kredit senilai US$ 200 ribu (Rp 3,27 miliar) untuk perusahaan yang telah menggalang pendanaan Seri A dalam setahun terakhir. Nilai kredit ini dinaikkan dua kali lipat. Perusahaan startup di tahap pendanaan awal (seeds) hanya bisa meraih US$ 100 ribu (Rp 1,63 miliar).
Selain melipatgandakan nilai kredit yang ditawarkan, AWS juga memperpanjang periode penggunaan kredit dari 1 tahun menjadi 3 tahun.
CEO AWS Matt Garman, menurut CNBC Interantional, berencana lebih agresif menarik startup ke layanaan cloud mereka terutama yang bergerak di bidang AI.
Juru bicara AWS mengklaim layanan cloud mereka masih memimpin pasar dengan "selisih yang lebar.". Startup pelanggan AWS melampaui 280 ribu perusahaan, termasuk 96 persen dari startup yang bergerak di bidang AI dan pembelajaran mesin (AI).
"Program baru ini hanya sebatas upaya kami menggandakan momentum yang luar biasa ini," kata juru bicara AWS.
Berdasarkan data eksternal, AWS masih memimpin pasar dengan pendapatan mencapai US$ 25 miliar (Rp 409 triliun) pada 2024. AWS diluncurkan pada 2006, sebelum Microsoft dan Google meluncurkan layanan sejenis.
Namun, Azure milik Microsoft dan Google Cloud dalam beberapa waktu terakhir tumbuh sangat cepat mengandalkan platform AI. ChatGPT buatan OpenAI tersedia mulai 2022 di Azure, sedangkan Google menawarkan beragam platform AI termasuk Gemini mulai 2024.
Amazon sekarang sedang habis-habisan berusaha mengejar ketinggalan mereka dalam teknologi generative AI (kecerdasan buatan yang mampu menciptakan konten) dengan berinvestasi miliaran dolar AS ke pesaing utama OpenAI yang bernama Anthropic.
Menurut Canalys, AWS masih menjadi pemimpin industri karena menguasai 31 persen dari pasar infrastruktur cloud sepanjang kuartal I/2025. Namun, porsi AWS menyusut dari 32 persen dalam periode yang sama pada 2022.
Di sisi lain, market share Azure lompat dari 19 persen menjadi 25 persen. Penguasaan pasar Google Cloud juga naik dari 7 persen menjadi 10 persen.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bocoran Google, Diam-Diam Ada Pusat AI Dunia di Dekat RI
