Pemilik XL Ungkap Alasan Pilih Smartfren, Mau Lewati ISAT Kejar TLKM

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
14 June 2024 08:30
Axiata Group Bhd, perusahaan induk XL Axiata, menargetkan merger antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk dapat rampung akhir tahun ini. (CNBC Indonesia/Intan)
Foto: Axiata Group Bhd, perusahaan induk XL Axiata, menargetkan merger antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk dapat rampung akhir tahun ini. (CNBC Indonesia/Intan)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. dikabarkan tengah membahas aksi korporasi berupa merger. Jika hal itu terjadi, keduanya akan menjadi perusahan yang saling melengkapi dari berbagai sisi, seperti pangsa pasar yang semakin besar hingga spektrum yang lebih luas.

Terlebih, Smartfren merupakan bagian dari Sinarmas Group. Dengan demikian Axiata Group Bhd (Axiata), sebagai perusahaan induk XL Axiata, meyakini aksi konsolidasi ini mampu mendorong bisnis telekomunikasi yang jauh lebih kuat.

"Menurut saya ada kekuatan yang saling melengkapi dari kedua perusahaan," kata Group Chief Executive Officer & Managing Director Axiata Vivek Sood saat Media Briefing di Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Group Chief Financial Officer Axiata Nik Rizal Kamil mengatakan, dari sisi spektrum mereka mengaku sulit bersaing dengan pemain lain seperti Telkomsel, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredo Hutchison) jika berdiri sendiri.

Pasalnya, Telkomsel dan Indosat masing-masing memiliki spektrum lebih dari 150 MHz. Sedangkan XL Axiata hanya memiliki sekitar 90 MHz. Serta, Smartfren memiliki spektrum sekitar 60 MHz.

"Secara stand alone, sangat sulit untuk bersaing dengan Telkomsel dan IOH karena kalau spektrumnya lebih sedikit, maka harus membangun lebih banyak menara dan infrastruktur untuk mendapatkan tingkat cakupan yang sama," ujarnya.

"Sementara bisnis telekomunikasi sangat kompetitif. Jika layanan tidak bagus, pengguna akan berpaling ke pesaing. Ya kan?," imbuh Nik.

Selain spektrum, dari segi pangsa pasar XL Axiata dan Smartfen juga lebih rendah dibandingkan Telkomsel dan IOH.

Saat ini, pangsa pasar Telkomsel mencapai hampir 60%, sedangkan IOH sekitar 20% dari pasar.

Sedangkan XL Axiata hanya sekitar 17%, begitu pun dengan Smartfren yang hanya sekitar 10%. Dan jika Keduanya digabungkan, pangsa pasarnya akan mencapai 27%.

Adapun dari sisi menara, jika XL Axiata dan Smartfren berada pada cakupan area yang sama, satu menara lainnya bisa dipindahkan ke tempat lain yang belum terjangkau layanan mereka.

"Dengan skala (cakupan yang lebih luas), dengan lebih banyak spektrum, Anda bisa mendapat keuntungan, meningkatkan pendapatan, dan dapat meningkatkan profitabilitas." pungkasnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Bukan Perang Tarif, Provider Pilih Bersaing Soal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular