Masa Depan Elon Musk dan Tesla Ditentukan Minggu Ini

Redaksi, CNBC Indonesia
13 June 2024 12:20
FILE PHOTO: Tesla Motors CEO Elon Musk speaks during the National Governors Association Summer Meeting in Providence, Rhode Island, U.S., July 15, 2017. REUTERS/Brian Snyder/File Photo
Foto: CEO Tesla Elon Musk (REUTERS/Brian Snyder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi internal Tesla sedang genting. Akarnya adalah perpecahan di antara pemegang saham terkait paket gaji CEO Elon Musk senilai US$ 44,9 miliar atau setara Rp 731 triliun.

Mussk mengancam jika paket gaji itu tak disetujui, dia akan membawa riset kecerdasan buatan (AI) di Tesla ke perusahaannya yang lain. Atau, kemungkinan terburuknya ia akan cabut dari Tesla, dikutip dari AP, Kamis (13/6/2024).

Pada Januari lalu, hakim Delaware menolak izin untuk kompensasi paket gaji ke Musk yang mulanya diajukan sebesar US$ 56 miliar. Kala itu Musk ngamuk dan mengancam akan memindahkan pendirian Tesla di Delaware ke Texas.

Manajemen Tesla meminta pemegang saham untuk mengembalikan paket gaji jumbo Musk, meski sudah ditentang hakim Delaware. Namun, kendati disepakati para pemegang saham, masih ada hal lain yang belum jelas.

Musk meminta jatah saham 25% di Tesla dengan ancaman serupa, yakni memindahkan pengembangan AI dari Tesla ke perusahaan lain jika tak disetujui.

Saat ini Musk mengantongi 13% saham raksasa mobil listrik tersebut. Baru-baru ini, perusahaan Musk di sektor AI, xAI, menerima pendanaan senilai US$ 6 miliar untuk mengembangkan inovasi lebih lanjut.

Analis Wedbush Dan Ives memprediksi paket gaji jumbo Musk pada akhirnya akan disetujui para investor, meski dengan berat hati.

"Isu ini sudah berlarut-larut dan membuat saham Tesla tak menentu. Perlu untuk segera menyelesaikan isu ini dalam waktu dekat," kata dia dalam catatan ke investor.

Sepanjang tahun ini, saham Tesla sudah merosot tajam lebih dari 30%. Selain masalah internal , penjualan mobil listrik Tesla juga anjlok karena gempuran kompetisi dari China. Tesla bahkan harus melakukan PHK massal yang memangkas lebih dari 10% tenaga kerjanya.

Beberapa investor institusional Tesla blak-blakan menantang paket gaji jumbo untuk Musk. Mereka berdalih biaya itu terlalu besar di kala bisnis Tesla sedang tak baik-baik saja.

Namun, pemegang saham 'top 5' Tesla seperti Vanguard, BlackRock, State Street, Geode Capital, dan Capital Research enggak membeberkan sikap mereka secara publik terkait isu ni. Kelima institusi itu mengontrol 17% vote.

Profesor hukum dan bisnis dari University of Michigan, Erik Gordon, mengatakan investor individu di Tesla kemungkinan besar setuju dengan paket gaji jumbo Musk. Mereka memegang lebih dari setengah saham di perusahaan tersebut.

Salah satu investor institusi Tesla yang paling vokal menolak paket gaji jumbo Musk adalah Lembaga Sistem Pensiun Guru California.

"Kami akan menolak berdasarkan besarnya, dan karena penghargaan tersebut akan sangat dilutif bagi pemegang saham. Kami juga khawatir dengan kurangnya fokus pada profitabilitas perusahaan," kata lembaga tersebut.

Pada Mei lalu, dua pemegang saham besar dari firma konsultan ISS dan Glass Lewis, juga merekomendasikan menolak paket gaji jumbo untuk Musk.

Kepastian soal paket gaji jumbo Musk akan ditentukan pada pekan ini dalam pertemuan investor. Keputusan itu akan menentukan masa depan Musk di perusahaan, sekaligus Tesla sendiri. Kita tunggu saja!


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Tak Peduli Nasib Tesla, Lebih Pilih Donald Trump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular