Pilot Tidak Boleh Punya Jenggot, Ternyata Ini Alasan Dilarang

Redaksi, CNBC Indonesia
Jumat, 07/06/2024 20:10 WIB
Foto: Seorang pilot dan seorang pengunjung duduk di kokpit Embraer E190-E2 di Singapore Airshow di Singapura, Rabu (16/2/2022). (REUTERS/Caroline Chia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pilot ternyata dilarang memiliki jenggot. Aturan ini diterapkan oleh beberapa maskapai penerbangan Amerika Serikat.

Menurut Thrillist, salah satu perusahaan penerbangan yang melarang pilot memelihara jenggot adalah American Airlines. American Airlines mengharuskan semua pilot di pesawatnya bercukur mulus saat melaporkan diri untuk bertugas.

"Kami tidak mengizinkan pilot memiliki rambut di wajahnya saat aktif bertugas. Ini demi keselamatan. Keselamatan adalah hal paling penting di industri kami," kata juru bicara American Airlines.


Aturan ini tak hanya berlaku bagi pilot yang aktif bertugas. Kru yang sedang tidak bertugas dan menumpang di kursi khusus di pesawat juga dilarang memiliki brewok atau jenggot.

Beberapa maskapai menerapkan aturan yang agak longgar, yaitu mengizinkan pilot mereka untuk berkumis atau berjenggot tipis (goatee). Perusahaan penerbangan Delta juga mengizinkan jambang panjang asal tidak melebihi telinga, sedangkan kumis lebarnya tidak boleh melebihi kedua ujung mulut. 

Aturan ini diterapkan berdasarkan kajian pada 1987 soal masker dan rambut wajah, yang menyatakan jenggot membuat masker oksigen kurang efisien.

"Tiga jenis masker oksigen dites untuk mengukur penurunan kinerja akibat rambut di wajah. Data menunjukkan penurunan kinerja terjadi di pinggiran masker oksigen yang dipakai di atas jenggot. Penurunan kinerja berbanding lurus dengan ketebalan rambut, tipe masker, dan sistem suspensi masker, serta pelatihan yang telah dilalui oleh individual terkait," tulis laporan tersebut.

Salah satu studi menemukan kebocoran hingga 67 persen pada masker yang dikenakan oleh penumpang berjenggot. Bagi kru, permasalahan keselamatan ini makin penting karena mereka harus aktif secara fisik dalam kondisi darurat, sehingga berisiko tinggi terkena hypoxia.

Kebocoran udara akibat jenggot membuat jumlah oksigen yang masuk di bagian bawah respirator tidak memadai. Penumpang yang kekurangan oksigen terancam mengalami hypoxia, yaitu kondisi tubuh kekurangan oksigen."

"Defisit oksigen yang dialami tidak akan fatal atau mengancam jiwa, tetapi bisa menyebabkan pingsan," tulis laporan tersebut.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat