Internasional

Perang Nuklir Tinggal 'Sejengkal', Dua Kode Keras Baru NATO vs Rusia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 May 2024 08:03
Bendera nasional Rusia terlihat diturunkan di markas Duma Negara, majelis rendah parlemen, pada hari berkabung, yang diumumkan menyusul penembakan mematikan di gedung konser Balai Kota Crocus, di Moskow, Rusia 24 Maret 2024.  (REUTERS/Shamil Zhumatov)
Foto: Bendera nasional Rusia terlihat diturunkan di markas Duma Negara, majelis rendah parlemen, pada hari berkabung, yang diumumkan menyusul penembakan mematikan di gedung konser Balai Kota Crocus, di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. (REUTERS/Shamil Zhumatov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman perang nuklir kini menyelimuti dunia. Eskalasi muncul dari Rusia dan NATO.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menunjuk pengiriman jet tempur F-16 rancangan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina sebagai salah satunya. Ia mengatakan ini sinyal sengaja dari NATO untuk berperang.

Lavrov menyebut negaranya akan menganggap peristiwa ini sebagai aksi kesungguhan pakta pertahanan Barat tersebut untuk "benar-benar bersiap terhadap apapun". "Kita tidak dapat, tidak menganggap, pasokan sistem ini ke rezim Kyiv sebagai tindakan pemberian sinyal yang disengaja oleh NATO di bidang nuklir," ujarnya dikutip laman Rusia, RT, Jumat (31/5/2024).

Menurutnya, Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan menganggap jet yang dikirim ke Ukraina sebagai ancaman nuklir karena kapasitasnya untuk membawa senjata atom. Apalagi jet tempur F-16 telah lama digunakan sebagai bagian dari misi nuklir gabungan NATO.

Lavrov juga menekankan pandangannya bahwa memasok Kyiv dengan senjata yang semakin merusak menunjukkan keengganan Barat untuk mengakhiri konflik Ukraina. Ia menyatakan bahwa F-16 tidak akan mengubah situasi di medan perang, karena "mereka akan dihancurkan seperti jenis senjata lain yang dipasok oleh negara-negara NATO ke Ukraina".

"Konsekuensi bencana," katanya.

Sebelumnya Belgia, Denmark, Belanda, dan Norwegia juga telah berjanji untuk memasok Ukraina dengan pesawat tempur F-16 buatan AS, meskipun sejauh ini belum ada yang dikirimkan. Namun, pada awal Mei, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengumumkan bahwa pesawat pertama akan tiba di Ukraina dalam bulan mendatang.

Pilot Ukraina saat ini sedang berlatih menggunakan F-16 di Rumania, tempat sekolah penerbangan yang didukung NATO. Pelatihan sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu.

Latihan NATO untuk serangan nuklir Rusia

Selain mengirim jet tempur F-16, negara-negara NATO juga tengah mempersiapkan kemungkinan serangan nuklir terhadap Rusia. Hal ini diperingatkan oleh Vladimir Kulishov, wakil direktur pertama Dinas Keamanan Federal (FSB) dan kepala Dinas Penjaga Perbatasan Rusia.

"Operasi intelijen NATO di dekat perbatasan Rusia tengah meningkat. Pasukan aliansi tengah mengintensifkan pelatihan militer, di mana mereka menyusun skenario militer terhadap Federasi Rusia, termasuk serangan nuklir di wilayah kami," katanya kepada kantor berita RIA Novosti pada Selasa.

Pejabat Rusia sebelumnya telah mengkritik skema pembagian nuklir NATO, di mana beberapa senjata Amerika disimpan di negara-negara non-nuklir, termasuk Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki. Moskow khususnya khawatir bahwa negara-negara non-tuan rumah terlibat dalam latihan tentang cara mengerahkan senjata.

Pada Januari 2022, beberapa minggu sebelum konflik Ukraina meningkat menjadi permusuhan terbuka, Vladimir Ermakov, kepala departemen nonproliferasi Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan Moskow memandang langkah-langkah blok militer pimpinan AS sebagai tindakan yang secara langsung ditujukan terhadap negara tersebut. Rusia menyalahkan perluasan NATO di Eropa dan meningkatnya kehadirannya di Ukraina atas krisis yang sedang berlangsung, yang dianggapnya sebagai bagian dari perang proksi yang dipimpin AS terhadapnya.

Para pejabat di Moskow telah memperingatkan bahwa dukungan militer yang diberikan Washington dan sekutunya kepada Kyiv dapat mengakibatkan eskalasi yang tidak terkendali dan perang langsung dengan Rusia. Kemungkinan, kata Moskow, akan mengakibatkan pertukaran nuklir merujuk ke perang nuklir.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Makin Panas! Putin: Rusia Siap Perang Nuklir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular