
Ulah China Bikin AS Ketakutan, Langsung Mau Blokir Semua

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) bergegas mengusulkan proposal untuk meningkatkan keamanan pada transimisi informasi di internet. Hal ini menyusul laporan dari agen-agen pemerintah soal penyelewengan trafik yang dilakukan perusahaan telekomunikasi asal China.
Regulator telekomunikasi AS pada 2022 telah menyelidiki celah keamanan yang dikatakan mengancam keamanan dan integritas 'Border Gateway Protocol' (BGP), yakni pusat sistem penyaluran informasi internet global.
Proposal yang diajukan akan meminta penyedia jaringan internet untuk membuat rencana keamanan BGP. Selain itu, perusahaan telekomunikasi juga harus melaporkan proses mitigasi risiko pada layanannya.
Presiden FCC, Jessica Rosenworcel, mengatakan agen AS menemukan raksasa telekomunikasi asal China, China Telecom, telah menggunakan kelemahan BGP untuk menyelewengkan trafik internet AS.
Setidaknya ada enam kejadian yang memperkuat dugaan tersebut. Peretasan BGP yang dilakukan perusahaan telekomunikasi China berdampak negatif.
"Bisa mengekspors informasi personal, memungkinkan pencurian data, dan mendorong upaya mata-mata ke AS," kata Rosenworcel, dikutip dari Reuters, Jumat (7/6/2024).
Ini adalah upaya terbaru Washington untuk membatasi gerak-gerik operator asal China . China Telecom tak segera merespons permintaan konfirmasi.
Pada April lalu, FCC telah meminta unit bisnis raksasa telekomunikasi China di AS untuk menyetop operasionalnya. Antara lain China Telecom, China Unicom, China Mobile, dan Pacific Network beserta anak usahanya ComNet.
China Telecom sebelumnya mengatakan perusahaan tak menyediakan layanan akses internet broadband seperti yang disebut FCC. Namun, Rosenworcel mengatakan ada bukti perusahaan telekomunikasi asal China menyediakan layanan broadband di AS.
FCC mengatakan ada kekhawatiran soal keamanan nasional jika perusahaan telekomunikasi asal China memberikan layanannya di AS.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penipu China Gempur Habis-habisan, Pemerintah AS Terguncang
