FOTO Internasional

Canggih! Potret Petani Bikin Panen Naik Gegara Kerja Pakai Satelit

Reuters, CNBC Indonesia
Sabtu, 18/05/2024 13:30 WIB

Lokeswara Reddy, seorang petani India yang bekerja memanfaatkan data satelit, membuat profit para petani meningkat pesat, begitu juga dengan besaran panen.

1/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Bisnis satelit untuk agrobisnis sedang ramai-ramainya di India. Profit para petani meningkat pesat, begitu juga dengan besaran panen. (REUTERS/Almaas Masood)

2/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Lokeswara Reddy, seorang petani India yang bekerja memanfaatkan data satelit, mengatakan teknologi membantunya mengatasi permasalahan cuaca yang makin tidak jelas polanya sejak 10 tahun lalu. (REUTERS/Almaas Masood)

3/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Dalam satu dekade, laba per acre (4 ribu km2) dari perkebunan jagungnya naik dua kali lipat menjadi US$ 240 (Rp 3,8 juta) dari sebelumnya paling banyak US$ 120 (Rp 1,9 juta). (REUTERS/Almaas Masood)

4/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Reddy menggunakan data satelit yang dihimpun dan diolah oleh Cropin, startup asli India, yang kemudian diberikan kepada melalui raksasa industri pertanian Syngenta. "Kami kini merasa lebih pasti soal cara bertani, [data satelit] menjaga kami dari perubahan iklim, hama dan penyakit, serta permasalahan jadwal pengairan," kata Reddy kepada Reuters, dikutip Jumat (17/5/2024). (REUTERS/Almaas Masood)

5/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Industri teknologi pertanian memang sedang berkembang pesat di India. Reuters menyatakan ada 2.743 startup pertanian di India, mayoritas menggunakan data satelit atau teknologi antariksa lainnya. Investor telah menggelontorkan modal ke startup pertanian India hingga US$ 1,3 miliar pada 2021, US$ 394,4 pada 2023, dan US$ 136,7 juta pada 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

6/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Kendala yang mereka hadapi termasuk kepemilikan lahan oleh petani di India yang rata-ratanya hanya 1,08 hektare. Selain itu, mayoritas petani tidak punya literasi digital yang baik. (REUTERS/Almaas Masood)

7/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Cropin, startup didukung Google, Gates Foundation, dan Amazon Web Services, digitalisasi 244 desa di India. Kolaborasi dengan petani, Bank Dunia, dan pemerintah menghasilkan peningkatan panen 30% dan pendapatan 37%. Dengan 77 komoditas yang berbeda, Cropin memperkuat sektor pertanian India dengan data yang kuat. (REUTERS/Almaas Masood)

8/8 Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India, 1 April 2024. (REUTERS/Almaas Masood)

Selain itu ada SatSure, perusahaan fintech, menggunakan data satelit untuk menilai penyaluran pinjaman ke petani. CEO Prateep Basu menyoroti potensi besar bisnis pinjam meminjam di India, di mana 38% rekening bank dimiliki oleh petani. (REUTERS/Almaas Masood)