
Petaka Teknologi Mengancam Manusia, AS-China Sampai Duduk Satu Meja

Jakarta, CNBC Indonesia - Risiko yang disebabkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) membuat Amerika Serikat (AS) dan China mau duduk satu meja. Mereka akan bertemu membicarakan teknologi tersebut di Jenewa, Swiss.
Sejak beberapa tahun terakhir, pengembangan AI memang berkembang pesat. Bukan hanya untuk teknologi itu sendiri, namun juga merambah ke sektor lain.
Seorang pejabat AS menjelaskan China mengembangkan kemampuan AI di banyak sektor dari sipil, militer, dan keamanan nasional. Ini membuat keamanan AS dan sekutunya menjadi lemah.
Pejabat itu juga mengatakan pembicaraan akan terkait banyak risiko yang akan datang. Namun tak berfokus kolaborasi teknis atau kerja sama dalam penelitian.
"Dan kebijakan perlindungan teknologi kami bukan untuk dinegosiasikan," kata pejabat itu, dikutip dari Reuters, Selasa (14/5/2024).
Seorang pejabat pemerintah lainnya mengatakan komunikasi soal risiko AI ini penting untuk dilakukan. Tujuannya untuk membuat dunia jauh lebih aman.
"Kami tentu saja tidak sepakat...soal banyak topik dan aplikasi AI, namun kami percaya komunikasi pada risiko penting AI bisa membuat dunia lebih aman," jelasnya.
Pada bulan April di Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi sudah bertemu membahas soal AI. Keduanya juga sepakat akan melakukan pembicaraan bilateral formal pertama soal teknologi itu.
Sementara itu, AS tengah mengupayakan adanya aturan soal AI. Pemimpin Mayoritas Senat, Chuck Schumer telah berencana mengeluarkan rekomendasi soal upaya mengatasi risiko AI yang nantinya menjadi undang-undang.
Di China sendiri, otoritas setempat menekankan pengembangan AI dalam negeri yang dapat dikendalikan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wapres Tiba-Tiba Bicara Soal AI dan Pengganti Ulama
