
Matahari Jilat Bumi, Eropa Sampai Afrika Padam Dihantam Suar

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena bintik matahari raksasa terjadi, bahkan efeknya terasa di Bumi dari Eropa sampai Afrika. Bintik matahari yang lebarnya sebesar 15 kali lebar Bumi itu menembakkan suar kelas X yang kuat ke arah Bumi sehingga dapat memicu radiasi elektromagnetik dan pemadaman radio gelombang pendek.
Bintik yang berada di permukaan matahari ini telah membesar dalam beberapa hari terakhir, dan menjadi salah satu bintik matahari terbesar dan teraktif yang terlihat dalam siklus matahari
Fenomena sebesar ini pernah terjadi sebelumnya pada 1859 dan dinamakan sebagai Peristiwa Carrington. Bintik matahari tersebut telah melepaskan suar matahari kelas X yang memicu pemadaman radio di Bumi.
Fenomena tersebut menarik perhatian para ilmuwan awal pekan ini ketika Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengeluarkan peringatan terhadap meningkatnya risiko flare matahari pada Selasa, 7 Mei 2024 lalu.
"Hal ini telah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya suar matahari selama beberapa hari ke depan," tulis NOAA, dikutip dari Livescience, Senin (13/5/2024).
Bintik matahari raksasa ternyata di luar ekspektasi para ilmuwan. Suar matahari yang sangat kuat dalam beberapa hari terakhir, termasuk suar matahari kelas X yang sangat besar pada 9 Mei 2024 mencapai puncaknya pada pukul 5:13 pagi EDT (0913 GMT).
'Jilatan' api matahari adalah letusan dari permukaan matahari yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang intens. Flare ini dikategorikan berdasarkan ukurannya ke dalam kelompok-kelompok huruf, dengan kelas X sebagai yang paling kuat.
Selain itu, ada suar kelas M yang 10 kali lebih lemah dari suar kelas X, diikuti oleh suar kelas C yang 10 kali lebih lemah dari suar kelas M, kelas B yang 10 kali lebih lemah dari suar kelas C, dan yang terakhir, suar kelas A, yang 10 kali lebih lemah dari suar kelas B dan tidak memiliki konsekuensi yang nyata di Bumi.
Eropa sampai Afrika padam
Dalam setiap kelas, angka dari 1-10, kelas X merupakan yang terbesar dan menggambarkan kekuatan relatif suar.
Suar X pada dua hari yang lalu tercatat pada X 2,25 menurut spaceweatherlive.com, yang diukur oleh satelit GOES-16 milik NASA.
Suar Matahari yang kuat seperti yang diamati pagi ini dapat menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di sisi Bumi yang disinari Matahari pada saat letusan terjadi. Oleh karena itu, suar X pada waktu pagi dua hari lalu menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di seluruh Eropa dan Afrika.
Pemadaman radio ini disebabkan oleh kuatnya pancaran sinar-X dan radiasi ultraviolet yang dipancarkan selama letusan.
Radiasi tersebut bergerak menuju Bumi dengan kecepatan cahaya dan mengionisasi atau memberikan muatan listrik ke bagian atas atmosfer Bumi.
Sebagai catatan, sinar-X yang mengionisasi ini tidak sama dengan lontaran massa korona (CME), yaitu lontaran plasma dan medan magnet dari matahari yang bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat, dan sering kali memerlukan waktu beberapa hari untuk sampai ke Bumi.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ledakan Matahari Paling Dahsyat Terasa di Bumi, NASA Ungkap Dampaknya
