Ahli Jerman Kagum Lihat Orang Utan Bikin Obat Sendiri Sembuhkan Luka

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
07 May 2024 08:15
In this Friday, May 1, 2020, photo, a female orangutan named Amidah eats donated fruit, inside her enclosure at Medan Zoo in Medan, North Sumatra, Indonesia. It has been more than a month since the zoo closed for visitors as part of efforts to stop the spread of the coronavirus. With no income to buy food for the animals, the management appealed for outside help. (AP Photo/Binsar Bakkara)
Foto: Ilustrasi Orangutan (AP/Binsar Bakkara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seekor orang utan di Sumatra membuat peneliti kaget karena mengobati lukanya sendiri. Orang utan itu mengobati dirinya dengan menggunakan pasta yang terbuat dari tumbuhan untuk menyembuhkan luka besar di pipinya.

Ini pertama kalinya seekor makhluk di alam liar merawat luka dengan tanaman obat.

Setelah peneliti melihat Rakus (nama orang utan) mengoleskan ramuan tanaman tersebut ke wajahnya, lukanya menutup dan sembuh dalam waktu sebulan. Para ilmuwan mengatakan perilaku tersebut mungkin karena berasal dari nenek moyang yang sama antara manusia dan kera besar.

"Mereka adalah kerabat terdekat kita dan ini sekali lagi menunjukkan kesamaan yang kita miliki dengan mereka. Kita lebih mirip daripada berbeda," kata ahli biologi Isabella Laumer dari Institut Max Planck di Jerman dan penulis utama penelitian yang diunggah di jurnal ilmiah Scientific Reports, dikutip dari BBC, Senin (6/5/2024).

Tim peneliti di Taman Nasional Gunung Leuser, Indonesia, melihat Rakus dengan luka besar di pipinya pada Juni 2022.

Peneliti memperkirakan dia terluka saat berkelahi dengan orang utan jantan saingannya karena dia mengeluarkan teriakan keras yang disebut "panggilan panjang" beberapa hari sebelum mereka melihat lukanya.

Tim kemudian melihat Rakus mengunyah batang dan daun tanaman yang disebut Akar Kuning, tanaman anti-inflamasi dan anti-bakteri yang juga digunakan lokal untuk mengobati malaria dan diabetes.

Para ilmuwan sebenarnya sudah sejak lama menyadari bahwa kera besar menggunakan obat-obatan untuk mencoba menyembuhkan dirinya sendiri.

Pada tahun 1960-an, ahli biologi Jane Goodall melihat daun utuh di kotoran simpanse. Ada juga yang melihat kera besar menelan daun yang berkhasiat obat.

Namun mereka belum pernah melihat binatang liar mengoleskan obat dari tanaman pada lukanya.

Laumer mengatakan kemungkinan ini kali pertama Rakus melakukan perawatan semacam ini. Atau dia bisa saja mempelajari metode tersebut dari mengamati orang utan lain dalam kelompoknya.

"Bisa jadi dia secara tidak sengaja menyentuh lukanya dengan jarinya yang terdapat tanaman tersebut. Lalu karena tanaman tersebut memiliki zat pereda nyeri yang cukup ampuh, dia mungkin langsung merasakan pereda nyeri, sehingga membuatnya menggunakannya berulang kali," Laumer menjelaskan.

Para peneliti akan mengamati orang utan lain untuk melihat apakah mereka menemukan keterampilan medis yang sama seperti yang ditunjukkan Rakus.

"Saya pikir dalam beberapa tahun ke depan kita akan menemukan lebih banyak lagi perilaku dan kemampuan yang sangat mirip dengan manusia." pungkasnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nenek Moyang Raksasa Penghuni RI Ditemukan di Gigi Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular