Gunung Ruang Erupsi, BMKG Pantau Ketinggian Laut di 5 Wilayah Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
01 May 2024 19:15
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, kembali erupsi. Status Gunung Ruang kembali naik jadi level IV atau awas. Gunung Ruang erupsi pukul 02.35 WIB pada Selasa (30/4/2024). (Dok. Magma)
Foto: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, kembali erupsi. Status Gunung Ruang kembali naik jadi level IV atau awas. Gunung Ruang erupsi pukul 02.35 WIB pada Selasa (30/4/2024). (Dok. Magma)

Jakarta, CNBC Indonesia - Erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara, dipastikan tidak berdampak pada perubahan air laut. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya telah melakukan monitoring di laut sekitar Sulawesi.

"Berdasarkan hasil monitoring muka laut yang telah dilakukan BMKG tampak kondisi muka laut di seluruh lokasi stasiun menunjukkan bahwa erupsi Gunung Ruang tidak mengakibatkan perubahan signifikan muka air laut," kata Dwikorita, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (1/5/2024).

BMKG juga terus melakukan pemantauan pada lima stasiun. Dari Tide Gauge Siau, Pulau Siau, Tide Gauge Ngalipaeng, Kepulauan Sangihe, Tide Gauge Tahuna, Kepulauan Sangihe, Tide Gauge Petta, Kepulauan Sangihe, dan AWS Maritim BMKG Bitung.

Monitoring muka laut menggunakan alat Tide Gauge (TG) milik Badan Informasi Geospasial atau BIG dan Automatic Weather System (AWS) Maritim milik BMKG. Pemantauan dilakukan di dekat Gunung Ruang.

"Untuk itu sangat penting upaya BMKG dalam melakukan monitoring muka laut di sekitar Gunung Ruang saat erupsi menggunakan sistem InaTNT untuk upaya deteksi dini tsunami," ujarnya.

Sementara itu Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan InaTNT merupakan sistem yang mengintegrasikan sejumlah data. Dari sana akan didapatkan anomali muka laut.

"InaTNT merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan berbagai data observasi muka laut sekaligus dilengkapi algoritma detector yang mampu mendeteksi anomali muka laut yang merupakan fitur penting dalam deteksi dini tsunami," kata Daryono.

Dia menjelaskan keadaan masih terpantau normal. Namun semua pihak diminta untuk tetap waspada.

Ini dikarenakan Gunung Ruang punya sejarah tsunami destruktif karena erupsi. Tsunami setinggi 25 meter tercatat pernah terjadi pada 1871, dengan korban jiwa mencapai 400 orang.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMKG Ungkap Petaka Besar Ini Bayangi RI Akibat Krisis Iklim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular