Astronom Minta Robot Gantikan Astronaut ke Luar Angkasa, Ini Alasannya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 27/03/2024 19:20 WIB
Foto: baju astronaut dari Axiom Space (sumber laman resmi Axiom Space)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika banyak orang khawatir pekerjaannya digantikan robot, hal berbeda disampaikan oleh astronom Royal Inggris, Martin Rees. Astronom Royal merupakan jabatan kehormatan yang paling bergengsi di bidang astronomi di Inggris. 

Rees menyarankan agar manusia tak lagi ke luar angkasa. Menurut dia, lebih baik mengirimkan robot untuk mengumpulkan data-data di antariksa.

Pasalnya, Rees menyebut robot bisa jauh lebih efektif dibandingkan para astronaut manusia untuk menjelajahi kawasan luar Bumi.


"Robot dapat melakukan beberapa hal yang hanya bisa dilakukan manusia 50 tahun lalu. Alasan untuk mengirimkan manusia saat ini makin berkurang," kata Rees dalam sebuah podcast, dikutip Reuters, Rabu (27/3/2024).

Rees menyoroti soal risiko perjalanan jauh ke luar angkasa. Jika ada manusia yang ingin ke luar angkasa, Rees mengatakan ongkos perjalanan seharusnya dibayar pribadi, bukan oleh pembayar pajak.

Ucapan Rees itu memang sejalan dengan program luar angkasa Inggris. Negara itu tidak berfokus pada misi berawak, seperti negara-negara besar lainnya. Inggris memilih melakukan penelitian luar angkasa secara otomatis.

Perjalanan orang pertama, Helen Sharman, ke luar angkasa baru dilakukan tahun 1991. Dia ikut dalam misi Soyus TM-12 milik Uni Soviet.

Baru 24 tahun kemudian ada astronaut Inggris lainnya, Tim Peake, yang menuju antariksa. Tujuan Peake adalah menjangkau Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai korps astronaut Badan Antariksa Eropa.

Rees juga mengomentari miliarder Elon Musk dalam industri penerbangan luar angkasa. Meski memuji pekerjaannya untuk membuat roket, namun dia tak setuju dengan ambisi penjelajahan manusia ke Mars.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center