Elon Musk Bikin Satelit Mata-Mata AS, Starlink Masih Boleh Masuk IKN?

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Selasa, 19/03/2024 18:15 WIB
Foto: ilustrasi starlink (Dok: Starlink)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mengatakan proses Starlink untuk bisa masuk di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih panjang.

"Belum, ditunggu aja masih panjang," kata Budi saat ditemui di Kompleks Parlemen usai Raker dengan Komisi I DPR RI, Selasa (19/3/20224).

Dalam kesempatan sebelumnya, Budi sempat mengatakan bahwa Indonesia membuka diri untuk pihak manapun bisa masuk ke Indonesia. Asalkan dengan catatan bisa memenuhi peraturan perundangan yang ada.


"Kita membuka diri untuk siapapun berpartisipasi dalam penyelenggaraan bisnis telekomunikasi di Indonesia, selama memenuhi peraturan perundangan yang berlaku Indonesia," jelasnya saat itu.

Starlink merupakan layanan internet berbasis satelit dari SpaceX yang dimiliki miliarder Elon Musk. Isu masuknya layanan tersebut ke tanah air memang sudah terdengar sejak tahun lalu.

Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan memastikan internet Starlink segera masuk ke Indonesia. Rencana akan dipasang di ibu kota baru Nusantara Musk juga akan berkunjung langsung ke sana.

"Saya dengan Elon Musk telepon seminggu lalu, Jumat lalu. Kan Starlink mau masuk. Saya kira hampir selesai persyaratannya. Dia akan ke IKN," kata Luhut pada Februari lalu.

Luhut juga mengatakan Starlink telah mengajukan surat izin beroperasi di Indonesia kepada Kementerian Kominfo. Begitu perizinan selesai tak lama kemudian, Musk akan datang ke Indonesia.

"Begitu surat dia di Kominfo selesai, seminggu kemudian kita kasih issue dia ILO, izin layak operasi, begitu itu jalan, 5 hari kemudian dia bisa datang ke indonesia," ujar Luhut.

"Kita sudah usul satu dia ke IKN, karena dia katanya mau launching ke IKN dan ke puskesmas yang dekat dengan IKN. Karena ini, Presiden minta kenapa Starlink ini, supaya puskesmas-puskesmas yang tidak terjangkau dengan komunikasi, dengan Starlink ini bisa terjangkau sehingga pelayanan kesehatan di pedesaan itu bisa terjangkau." imbuhnya.

Elon Musk Bangun Satelit Mata-Mata Buat AS

Pekan ini, Reuters melaporkan Elon Musk diam-diam menggunakan teknologi Starlink untuk membuat ratusan satelit mata-mata untuk bandan intelijen Amerika Serikat. Nilai kontrak pembuatan satelit mata-mata tersebut mencapai US$ 1,8 miliar (Rp 28,15 triliun).

Salah satu unit bisnis SpaceX yang bernama Starshield pada 2021 dikatakan telah menandatangani kontrak National Reconnaissance Office (NRO), badan intelijen yang mengelola satelit mata-mata AS.

Rencana pembuatan ratusan satelit mata-mata ini menggambarkan kedekatan SpaceX, perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh Elon Musk, dengan proyek militer dan intelijen AS.

Selain itu, proyek Starshield mengungkap investasi besar-besaran Departemen Pertahanan AS yang dikenal sebagai Pentagon, dalam teknologi satelit orbit rendah atau low-Earth orbit (LEO) untuk mendukung tentara AS di seluruh dunia. Ratusan satelit mata-mata di orbit rendah memiliki kapabilitas untuk mengambil gambar di permukaan Bumi.

Menurut sumber Reuters, Starlink telah meluncurkan lusinan prototipe satelit mata-mata sejak 2020 menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Data pemerintah AS menunjukkan ada beberapa objek di orbit yang terdaftar sebagai misi satelit SpaceX, tetapi tidak pernah diungkap oleh SpaceX atau pemerintah AS.

Pentagon sudah sering bekerja sama dengan SpaceX, antara lain lewat kontrak penggunaan Falcon 9 untuk meluncurkan logistik militer ke luar angkasa.

Menurut narasumber Reuters jaringan satelit mata-mata adalah salah satu target utama pemerintah AS dalam pembangunan kekuatan pertahanan di luar angkasa. Alasannya, sistem ini adalah sistem pemantauan aktivitas di seluruh permukaan Bumi yang paling cepat, menyeluruh, dan terus-menerus.

SpaceX kini mengoperasikan ribuan satelit LEO, lewat anak usahanya yang bernama Starlink, untuk menyediakan akses internet satelit ke pengguna di seluruh dunia. Kabarnya, pemerintah RI akan menggunakan Starlink sebagai salah satu penyedia internet di Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan.

Reuters menyatakan Jaringan Starshield nantinya akan terpisah dengan Starlink.

Narasumber Reuters menyatakan jika program ini terealisasi, pemerintah dan militer AS bisa dengan cepat dan mudah mencari dan mengidentifikasi target serangan di penjuru Bumi.

Jadwal operasional satelit mata-mata buatan SpaceX tidak bisa dipastikan. Selain itu, ada kemungkinan proyek ini juga didukung oleh perusahaan lain bersama SpaceX.

SpaceX tidak merespons permintaan konfirmasi dari Reuters. Pentagon meminta Reuters untuk meminta konfirmasi ke NRO dan SpaceX.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat