Google Blunder Bikin Ringgit Sengsara, Malaysia Langsung Bereaksi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Malaysia turun tangan mengatasi masalah yang terjadi dengan raksasa mesin pencarian Google. Dilaporkan bahwa Google telah salah mengutip nilai tukar ringgit.
Kesalahan ini tak hanya berlangsung satu kali, tetapi sudah pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dianggap meremehkan nilai mata uang ringgit terhadap dolar.
Alhasil bank sentral Malaysia akan meminta keterangan dari Google.
Ringgit, yang bulan lalu turun ke level terendah dalam 26 tahun, telah melemah sekitar 2,44% tahun ini. Bank Negara Malaysia (BNM) mengatakan mata uang tersebut undervalued dan tidak mencerminkan fundamental ekonomi Malaysia yang positif.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Google menerbitkan informasi tidak akurat pada hari Jumat (15/3) lalu. Kejadian serupa pernah terjadi pada 6 Februari silam.
"Karena ini adalah kesalahan pelaporan yang kedua kalinya, BNM akan menghubungi Google untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana laporan yang tidak akurat itu terjadi dan tindakan perbaikan yang diambil mengingat masalah ini berulang yang menimpa Malaysia dan negara lain dalam beberapa bulan terakhir," kata BNM dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Senin (18/3/2024).
Pernyataan itu tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana langkah ke depannya. Google pun tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh Reuters.
Raksasa pencarian ini tidak memverifikasi data yang disediakan oleh bursa keuangan dan penyedia konten lainnya, dan menyangkal kewajiban untuk melakukannya.
Google mengutip ringgit pada 4,98 terhadap dolar pada hari Jumat, sedangkan level terlemah mata uang Malaysia berdasarkan data resmi adalah 4,7075.
BNM mengutip ringgit pada 4,7015 pada jam 9 pagi dan 4,7045 pada jam 5 sore di pasar antar bank dalam negeri. Sebagai perbandingan, data LSEG yang digunakan oleh banyak pelaku pasar internasional mengutip penutupan hari Jumat sebesar 4,7020.
Gubernur BNM Abdul Rasheed Ghaffour mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah Malaysia dan bank sentral mengambil tindakan terkoordinasi untuk lebih meningkatkan aliran ke pasar valuta asing guna memastikan ringgit tetap stabil.
(fab/fab)