Mata-Mata Biden Ungkap Alasan TikTok Harus Diblokir, Ternyata Ini

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 13/03/2024 21:00 WIB
Foto: AP/Kiichiro Sato

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Lembaga Intelijen Nasional AS, Avril Harines, mengatakan China bisa menggunakan TikTok untuk memengaruhi proses Pemilu 2024 di negara tersebut.


Hal itu ia sampaikan di depan komite intelijen DPR AS pada Selasa (12/3) waktu setempat. Mulanya, anggota fraksi Demokrat Raja Krishnamoorthi menanyakan apakah Partai Komunis China bisa menggunakan TikTok untuk memengaruhi pesta demokrasi.


"Kita tak bisa mengesampingkan Partai Komunis China bisa menggunakannya [TikTok]," kata Haines, dikutip dari Reuters, Rabu (13/3/2024).

Krishnamoorthi bersama dengan Mike Gallagher dari Partai Republik pada pekan lalu mengajukan aturan untuk memberikan pilihan bagi TikTok. Layanan tersebut harus lepas dari induk ByteDance atau diblokir di AS.



Jika aturan ini disepakati parlemen, Presiden AS Joe Biden mengatakan siap menandatanganinya. TikTok pun diberi waktu 6 bulan untuk menentukan pilihan.

DPR AS harus mengumpulkan suara kesepakatan dari dua per tiga anggota parlemen untuk melanjutkan aturan tersebut ke Biden.

Laporan dari Komitas Intelijen AS berjudu 'Annual Threat Assesment 2024' yang dirilis awal pekan ini menyebut pemerintah China menyebar propaganda yang menargetkan kandidat dari Demokrat dan Republik pada siklus Pemilu midterm anggota dewan pada 2022.

TikTok berulang kali mengatakan layanannya menjaga data privasi pengguna dan tidak menggadainya ke pemerintah China.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur FBI Cristopher Wray juga mengungkapkan bahaya TikTok bagi keamanan nasional.

"Warga Amerika harus bertanya kepada diri mereka sendiri, apakah rela menyerahkan data pribadi ke pemerintah China," kata dia.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center