Indonesia Rugi Punya Banyak YouTuber-TikToker, Kenapa?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
10 March 2024 20:30
FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo, File)
Foto: Logo Tiktok AP/

Jakarta, CNBC Indonesia- Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengatakan banyaknya YouTuber dan TikToker tidak membuat Indonesia untung. Dia mengatakan banyaknya pembuat konten di Tanah Air hanya menguntungkan bagi pemilik platform dan media sosial.

"Banyak yang datang ke kita, bilang bagus, karena mereka sudah punya jutaan konten kreator. Itu hanya buat konten kreator baru, dia yang untung, pembaginya makin banyak. Sizenya tetap sama, digital adex [iklan digital] cuma segitu," kata Wishnutama dikutip Minggu (10/3/2023).

Komisaris Utama Telkomsel itu menilai banyak yang salah kaprah membaca data ekonomi digital. Platform digital asing, kata dia, kerap membanggakan banyaknya pembuat konten di Indonesia sebagai gambaran atas dampak kehadiran mereka di sini.

Namun, dia mengatakan pihak yang paling diuntungkan dengan bertambahnya Youtuber dan TikToker hanyalah pemilik platform. Warga RI, kata dia, justru rugi karena potensi pendapatan iklan turun karena jumlah pesaing yang terus bertambah.

Hal yang sama juga berlaku di sektor ecommerce. Ia menilai penambahan UMKM di platform digital tidak berdampak besar kepada perekonomian karena hanya memindahkan ekonomi dari offline ke online.

"Bertambah jualan di platform ecommerce tidak menciptakan ekonomi baru. Adanya pembagi baru, karena size [ekonomi] tidak lebih besar," katanya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebanyakan Youtuber dan Tiktoker Bikin RI Rugi, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular