Peneliti Ingin Gelar Kabel Fiber Optik di Bulan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 March 2024 08:40
Bulan purnama pertama 2024, yang dikenal sebagai 'bulan serigala' (wolf moon). (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)
Foto: Bulan purnama pertama 2024, yang dikenal sebagai 'bulan serigala' (wolf moon). (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan ingin memasang kabel fiber optik di Bulan. Sama seperti di Bumi, penggunaannya bertujuan untuk mengungkapkan rahasia dari satelit alami Bumi itu.

Fiber optik memang telah digunakan sebelumnya di Bumi. Kabel tersebut membuka informasi soal rahasia perut Bumi lewat gelombang seismik.

Rencana memang kabel fiber optik di Bulan diungkap sebuah studi dari tim peneliti yang dipimpin Wenbo Wu dari Woods Hole Oceanographic Institute. Ide itu mengacu pada misi Apollo yang dilakukan 1969 hingga 1976.

Saat itu, misi Apollo memasang empat seismometer di permukaan Bulan. Dari sana berhasil diketahui banyak aktivitas seismik, termasuk gempa dangkal dan mendalam hingga dampak meteorit.

Sayang, data dari Apollo berusia lebih dari 50 tahun itu masih belum sempurna. Banyak pertanyaan belum terjawab yang tersisa.

Termasuk soal langkanya gempa Bulan pada sisi jauh objek tersebut. Selain itu terkait pula deteksi gempa yang berada jauh dari bawah permukaan.

Fiber optik itu akan disematkan teknologi Distributed Acoustic Sensing (DAS). Teknologi ini meningkatkan pengamatan atas aktivitas seismik sehingga memberikan kemampuan observasi lebih lengkap.

DAS akan menggunakan celah mikro di kabel fiber optik menjadi rangkaian sensor seismik padat. Teknologi itu juga dapat menangkap dan menganalisa gelombang seismik akibat gempa Bulan dan menggambarkan intrik internal Bulan, dikutip dari Earth, Rabu (6/3/2024).

Di satu ujung kabel akan dipasang instrumen bernama interrogator, yang mengirim denyut laser ke seluruh kabel yang kemudian dipantulkan oleh celah serat optik dan dipantulkan kembali ke interrogator. Setiap kali aktivitas seismik menimbulkan gangguan di dalam serat optik, peneliti bisa memeriksa perubahan dalam pola denyut laser.

Tim peneliti mengungkapkan perlunya melakukan simulasi numerik. Dengan begitu mereka bisa memprediksi potensi pada hasil dan penerapan data.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manusia Berlomba-Lomba Injak Bulan, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular