PEMILU 2024

AMIN Curiga Aplikasi Sirekap Settingan, Beberkan Buktinya

Rosseno Aji, CNBC Indonesia
16 February 2024 17:32
Update Tim Hukum dan Saksi AMIN di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/2/2024). (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti Dewi)
Foto: Update Tim Hukum dan Saksi AMIN di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/2/2024). (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti Dewi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Bambang Widjojanto menduga aplikasi Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah didesain untuk memenangkan calon presiden tertentu. Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengatakan tim forensik informasi teknologi (IT) Timnas AMIN menemukan pola tertentu terkait dugaan kecurangan ini.

"Berdasarkan analisis forensik terhadap server KPU, kami menduga ada logaritma sistem yang sudah di-setting untuk pemenangan paslon tertentu," kata dia di Rumah Koalisi Perubahan, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (16/2/2024).

Bambang mencontohkan apabila ada revisi dari satu Tempat Pemungutan Suara (TPS), akan mengubah data dari TPS yang lain. Menurut dia, hal tersebut bisa terjadi karena ada sistem yang memang sudah dibangun sebelumnya.

"Jadi kalau ada revisi di 1 TPS, ini dia akan mengubah TPS yang lain. Ini bukan sekadar angka yang salah dicatat, tapi sistem itu yang membangun settingnya," kata dia.

Pria yang akrab disapa BW itu memberikan contoh lainnya dengan data website KPU di beberapa TPS di DKI Jakarta. Dia mengatakan salah satu TPS awalnya menunjukkan pasangan nomor 1 Anies-Muhaimin mendapatkan 108 suara; paslon nomor 2 Prabowo-Gibran mendapatkan 74 suara; dan paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud mendapatkan 16 suara. Setelah direvisi, hanya paslon nomor 2 yang angkanya berubah menjadi 748.

"Jadi ditambahkan itu, angkanya di situ akhirnya bisa ribuan. Dari 7 TPS aja bisa 6.000-an lebih. Itu contoh-contohnya," kata dia.

Selain itu, Bambang mengatakan tim IT juga menemukan pola penambahan suara untuk paslon tertentu. Dia mengatakan loncatan angka yang terjadi membentuk pola yang runut.

"Karena ini sudah ketahuan loncatannya 600, 700, 800, kira-kira di angka itu, sekarang ini kami menduga penambahannya itu dilakukan 100-100 setiap TPS. Ada pola itu," kata dia.

Bambang menduga sistem tersebut ada dengan satu tujuan, yaitu memenangkan paslon tertentu dengan angka di atas 50%. Dia mengatakan Timnas AMIN sebenarnya sudah meminta website KPU untuk diaudit sebelum hari pencoblosan. Namun, permintaan itu tak pernah dijawab.

"Jadi kalau masalah fundamental kayak begitu saja KPU tidak bisa melakukan, ya pantas saja kalau kita mencurigai ada indikasi kuat membangun sistem yang memang sudah diotomatisasi," ujar dia.

KPUĀ bilang cuma 0,1%

KPU mengakui telah terjadi kekeliruan di aplikasi Sirekap yang menyebabkan angka penghitungan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) berbeda dengan yang ada di aplikasi tersebut. KPU menyebut kekeliruan data itu terjadi di 2.325 TPS.

"Di dalam Sirekap yang ditemukan ada 2.325 TPS yang ditemukan antara konversi hasil penghitungan suara dan formulir yang diunggah itu berbeda," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Hasyim mengatakan kesalahan pembacaan data tersebut tergolong minor. Sebab, kata dia, total sudah ada 358.775 TPS yang mengunggah datanya ke dalam aplikasi Sirekap. Dengan adanya kesalahan pembacaan data untuk 2.325 TPS, berarti jumlah data yang eror hanya setara dengan 0,64% dari keseluruhan data.

"Kalau dibandingkan dengan data yang sudah diunggah itu kurang lebih 0,64% atau di bawah 1%," kata dia.

Meski kecil, Hasyim mengatakan dirinya menunjukkan data-data tersebut bukan untuk menyepelekan. Dia hanya ingin menunjukkan bahwa sistem Sirekap sebenarnya mengetahui bahwa telah terjadi kekeliruan membaca data dari foto formulir hasil rekapitulasi penghitungan di TPS dengan data yang masuk ke sistem.

"Ini menunjukkan Sirekap sendiri sebagai sistem mengenali ada yang tidak tepat atau tidak sama," kata dia.

Hasyim mengatakan sama sekali tidak ada upaya manipulasi data hasil Pemilu 2024 dalam sistem Sirekap. Dia mengatakan perbedaan data yang ramai diperbincangkan di media sosial disebabkan oleh sistem yang salah membaca data dalam foto yang diunggah oleh pihak TPS. Dia mengatakan KPU akan segera mengoreksi data-data yang salah tersebut.

"Kami tentu saja ucapkan terima kasih dan sekali lagi nanti kami akan lakukan koreksi," kata dia.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendiri Tokopedia Co-Kapten Timnas Anies-Cak Imin

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular