Ini Alasan India Blokir Teknologi dari China

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
18 February 2024 15:00
In this Oct. 16, 2016, file photo, Indian Prime Minister Narendra Modi, front and Chinese President Xi Jinping shake hands with leaders at the BRICS summit in Goa, India. Modi made an unannounced visit Friday, July 3, 2020, to a military base in remote Ladakh region bordering China where the soldiers of the two countries have been facing off for nearly two months. Modi’s visit comes in the backdrop of massive Indian army build-up in Ladakh region following hand-to-hand combat between Indian and Chinese soldiers on June 15 that left 20 Indian soldiers dead and dozens injured, the worst military confrontation in over four decades between the Asian giants. (AP Photo/Manish Swarup, File)
Foto: AP/Manish Swarup

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi China sulit bergerak setelah digempur sejumlah negara. Termasuk salah satunya India yang memperketat pengawasan pada bisnis teknologi negara tersebut sejak 2020 lalu.

Awal mulanya karena ada sengketa perbatasan dua negara. Kejadian tersebut membuat 20 tentara India dan 4 tentara China meninggal.

Akhirnya bisnis China di India terdampak. Misalnya tahun lalu, otoritas setempat menuding produsen HP China Vivo melanggar aturan visa dan merugikan negara mencapai US$13 miliar.

Aset Xiaomi di India senilai US$600 juta juga dibekukan. Alasannya karena diduga ada pengiriman uang ilegal pada entitas asing yang disebut berkedok sebagai pembayaran royalti.

Selain itu, lebih dari 300 aplikasi buatan China diblokir India sejak 2020. Termasuk Tiktok, raksasa berbagi video yang juga anak usaha Bytedance.

Secara bersamaan, India juga berencana mengembangkan industri manufaktur komponen perangkat teknologi lokal. Namun hal ini juga membuat Xiaomi khawatir dengan tekanan yang bertambah pada perusahaannya di negara tersebut.

Ini terungkap dalam surat yang dikirim Xiaomi itu tertanggal 6 Februari 2024. Perusahaan meminta India mempertimbangkan insentif manufaktur negaranya.

Xiaomi yang merupakan produsen dengan pangsa pasar terbesar di India juga meminta penurunan tarif impor pada beberapa komponen smartphone.

Kekhawatiran ini beralasan karena para produsen asal China menggunakan banyak komponen lokal untuk perangkat. Hanya beberapa bagian saja yang memang diimpor langsung dari China maupun negara lain.

Presiden Xiaomi India, Muralikrishnan B mengatakan India harus membangun kepercayaan pada penyuplai komponen. Dengan begitu mereka dapat merasa aman membuka fasilitas produksi di negara tersebut.

"Ada kekhawatiran dari penyuplai komponen untuk membuka fasilitas operasional karena banyaknya tantangan yang dihadapi perusahaan India yang berasal dari China," kata Muralikrishnan.

Xiaomi dan Kementerian Teknologi India tidak merespon permintaan untuk berkomentar terkait masalah tersebut.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joe Biden Tangkap Mata-Mata China Pakai AI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular