
Hamish Daud Mundur dari Startup, Heboh Gaji Tak Dibayar dan CEO Bohong

Jakarta, CNBC Indonesia - Hamish Daud mundur dari Octopus, startup yang ia dirikan. Octopus tengah terguncang beragam permasalahan, termasuk kabar pegawai belum digaji dan kontroversi soal latar belakang pendidikan CEO-nya.
Hamish mengumumkan mundur dari posisi Chief Marketing Officer (CMO) Octopus. Hal tersebut diunggah melalui Instagram pribadinya @hamishdw.
Ia mengatakan dalam empat tahun terakhir dirinya terjun di sebuah perusahaan startup bernama Octopus untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Namun ia memilih untuk mengundurkan diri dari posisi CMO karena alasan pribadi, terhitung sejak tiga hari yang lalu saat ia memposting unggahan tersebut.
Berikut pernyataan selengkapnya dari Hamish Daud:
"Empat tahun terakhir saya terjun di sebuah perusahaan startup bernama Octopus untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan," katanya. "Dengan berat hati saya mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir saya sebagai CMO/Co-Founder. Saya akan mengundurkan diri dari posisi saya di Octopus karena alasan pribadi."
Namun, Hamish yakin Octopus masih bisa bertahan. "Saya yakin perusahaan ini dapat bangkit kembali dan memberikan dampak lingkungan yang lebih besar lagi dalam waktu dekat."
Octopus merupakan startup daur ulang sampah yang menyajikan platform untuk memudahkan pengumpulan produk limbah dari konsumen dan mendaur ulangnya menjadi bahan baku.
Startup yang berbasis di Jakarta ini mengumumkan putaran modal sebesar US$5 juta (sekitar Rp75 miliar) yang dipimpin oleh Openspace dan SOSV pada Juli 2023.
Octopus didirikan tahun lalu oleh lima orang teman, yakni Mohammad Ichsan, Hamish Daud, Niko Adi Nugroho, Rizki Mardian, dan Dimas Ario.
Saat itu, mereka mengatakan akan menggunakan suntikan modal segar untuk ekspansi agresif. Dana yang didapat akan digunakan termasuk untuk lima fasilitas pemilahan dan 1.700 pos pemeriksaan di empat kota yakni Jakarta, Bandung, Bali dan Makassar, dengan tujuan menangani 380 ton sampah, mulai dari plastik untuk peralatan elektronik setiap bulan.
Namun, Octopus dalam beberapa bulan terakhir digoncang beragam masalah. Octopus dituding tidak membayar gajinya CEO Octopus, Moehammad Ichsan disebut mengaku merupakan lulusan dari UC Berkeley. Setidaknya, itulah yang diungkapkan tiga sumber online Tech in Asia, mulai tahun 2020.
Namun, pernyataan tersebut diketahui tidak benar.
Soal pembayaran gaji pegawai,Ichsan sudah membuka suara. "Untuk masalah gaji adalah tanggung jawab saya sebagai CEO serta para pemegang mayoritas saham," katanya dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (27/12).
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]