Amerika Blokir Chip, Militer China Turun Tangan

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
05 February 2024 21:00
Bendera Tiongkok dan AS ditampilkan pada papan sirkuit cetak dengan chip semikonduktor. (REUTERS/Florence Lo//File Photo)
Foto: Bendera Tiongkok dan AS ditampilkan pada papan sirkuit cetak dengan chip semikonduktor. (REUTERS/Florence Lo//File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga militer yang berbasis di Beijing menerbitkan paten untuk chip baru berperforma tinggi pada September lalu. Lembaga tersebut memberikan gambaran sekilas tentang upaya China untuk membangkitkan kembali pasar chip global dan menahan aksi blokir yang dilakukan Amerika Serikat.

Menurut pengajuan paten, Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah menggunakan sumber terbuka (open source) yang dikenal sebagai RISC-V untuk mengurangi kegagalan fungsi pada chip cloud dan mobil listrik (EV).

RISC-V adalah tool bahasa komputer yang digunakan untuk merancang apa pun mulai dari chip ponsel pintar hingga prosesor canggih untuk kecerdasan buatan (AI).

Standar yang paling umum dikendalikan oleh perusahaan AS adalah x86, yang didominasi Intel dan Advanced Micro Devices (AMD). Selain itu juga Arm yang dikembangkan oleh Arm Holdings Inggris yang dimiliki oleh SoftBank Group.

Seperti yang diketahui, kontrol ekspor AS dan Inggris telah mencegah penjualan desain x86 chip berkinerja tertinggi kepada klien di China.

Namun, ketika AS memperluas pembatasan akses penjualan ke China, open source RISC-V menjadi bagian dari rencana Beijing untuk menyetop ketergantungannya pada teknologi Barat, meskipun arsitektur yang muncul hanya mampu menyumbang sedikit dari pasar chip kelas atas.

"Keuntungan terbesar dari arsitektur RISC-V adalah netral secara geopolitik," kata Komisi Sains dan Teknologi pemerintah Shanghai dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan April, dikutip dari Reuters, Senin (5/2/2024).

Beijing dan puluhan lembaga penelitian China menginvestasikan setidaknya US$50 juta dalam proyek yang melibatkan RISC-V antara tahun 2018 dan 2023. Ini diketahui dari hasil tinjauan Reuters terhadap lebih dari 100 artikel akademis, paten, dokumen pemerintah berbahasa Mandarin dan tender, serta pernyataan dari kelompok penelitian dan perusahaan.

Meskipun angkanya kecil, terobosan dan penerapan RISC-V baru-baru ini di China yang sebagian besar didanai oleh pemerintah, telah meningkatkan harapan Beijing bahwa standar sumber terbuka suatu hari nanti dapat mengancam duopoli x86-Arm.

Intel dan AMD tidak menanggapi pertanyaan mengenai hal ini, sementara Arm menolak berkomentar.

Chip RISC-V yang dibuat oleh perusahaan dan lembaga penelitian China itu kini dapat menggerakkan mobil tanpa pengemudi, model kecerdasan buatan, dan pusat penyimpanan data, menurut dua tokoh industri dan dokumen yang sebelumnya tidak dilaporkan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joe Biden Blokir China, Bisnis Alibaba Terguncang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular