Awas Modus Pemerasan Online 2024 Incar Remaja, Rekening Dikuras Habis!

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 31/01/2024 20:10 WIB
Foto: Cover Topik/Penipuan Online/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejahatan siber baru marak terjadi di 2024. Sebutannya adalah 'financial sextortion' atau pemerasan seksual. Korbannya mayoritas anak remaja di bawah umur.

Pemerasan seksual ini berkembang pesat di wilayah Amerika Utara dan Australia. Pelakunya mayoritas dilancarkan oleh kelompok penjahat siber dari Afrika Barat yang menamai diri sebagai 'Yahoo Boys'.


Studi terbaru dari Network Contagion Research Institute (NCRI) mengatakan definisi sextortion adalah kejahatan yang melibatkan orang dewasa dengan menargetkan remaja. Pelaku melakukan modus tertentu agar remaja secara sukarela memberikan foto-foto eksplisit bernuansa seksual.

Lantas, para penjahat siber akan memeras korban dengan ancaman mendistribusikan foto-foto mesum tersebut. Korban mau tak mau harus membayar tebusan berulang-ulang kali melalui aplikasi P2P lending, transfer mata uang kripto, hingga pemberian kartu hadiah (gift card).

NCRI yang merupakan organisasi nonprofit menemunak kejahatan sextortion banyak bertebaran di media sosial seperti Instagram, Snapchat, dan Wizz, dikutip dari CNBC International, Rabu (31/1/2024).

Taktik Yahoo Boys lantas mendulang popularitas sebagai cara menjadi kaya secara singkat di Afrika Barat. Alhasil, muncul kelompok-kelompok kejahatan siber lain yang melancarkan aksi serupa.

Sextortion ini sebenarnya sudah dilakukan selama bertahun-tahun dan di 2024 ini masih marak terjadi.

"Kejahatan ini menyebabkan tingginya angka kematian di Amerika," kata Paul Raffle, analis intelijen senior yang memimpin studi NCRI.

Kejahatan yang umumnya menyasar remaja pria ini, menurut Direktur Intelijen NCRI Alex Goldenberg, telah memicu korban untuk mengakhiri hidup mereka.

Pada Agustus 2023, NBC News melaporkan dua pria Nigeria diterbangkan ke AS untuk diadili atas skema sextortion yang dilakukan. Mereka menyebabkan anak berusia 17 tahun di Michigan bunuh diri. Namun, pelaku dinyatakan tidak bersalah pada September 2023.

Pada November 2023, menurut pengajuan pengadilan yang diperoleh CNBC dan NBC News, dewan juri mendakwa seorang pria Nigeria sebagai tanggapan atas tuduhan dari Agen Rahasia AS.

Pria tersebut diduga terlibat dalam taktik Yahoo Boys, termasuk pemerasan seks dan penipuan online sebesar $2,5 juta atau setara Rp 39,4 miliar.

Dalam kasus tersebut, pria Nigeria bersama kolaboratornya menggunakan akun palsu di Facebook dan Snapchat. Mereka berpose dengan wajah remaja perempuan yang berparas menawan.

Lantas, mereka menargetkan remaja pria tertentu dan mendekati mereka secara online. Pada akhirnya, remaja pria yang menjadi korban secara sukarela menyerahkan foto-foto mesum mereka.

Setelah menyimpan foto tersebut, para korban diancam dan diminta tebusan secara berkali-kali. Foto itu tetap tak dihapus dan dijadikan bulan-bulanan untuk mendapat uang.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center