Tetangga RI Ketiban Durian Runtuh Rp 126 T dari Joe Biden

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 29/01/2024 15:50 WIB
Foto: Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato saat acara kampanye di Gereja Mother Emanuel AME, lokasi penembakan massal tahun 2015, di Charleston, Carolina Selatan, AS, 8 Januari 2024. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 15 perusahaan Amerika Serikat (AS), termasuk perusahaan semikonduktor, telah menyatakan minatnya untuk menginvestasikan US$8 miliar (Rp 126 triliun) di Vietnam.

Investasi itu ditujukan untuk infrastruktur energi ramah lingkungan, bergantung pada kemajuan negara tersebut dalam aturan energi terbarukan, kata seorang pejabat senior AS.


Vietnam sedang berusaha menarik minat para pembuat chip dan ingin meningkatkan sektor energi terbarukannya.

Namun sejauh ini negara tetangga Indonesia itu kesulitan untuk mengadopsi peraturan yang memungkinkan perluasan industri tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga angin di darat. Selain itu juga dari sisi pengembangan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai yang saat ini belum ada di Vietnam.

"Mereka siap untuk berinvestasi sebanyak US$8 miliar," kata Wakil Menteri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Jose Fernandez pada konferensi pers di Hanoi, dikutip dari Reuters, Senin (29/1/2024).

Dalam sambutannya, dia menyatakan bahwa investasi tersebut akan fokus pada infrastruktur energi ramah lingkungan, sesuai dengan apa yang dikatakan perusahaan kepadanya.

Dia menolak menyebutkan nama perusahaan-perusahaan tersebut.

Fernandez menggarisbawahi bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai kewajiban kepada pemegang saham sehingga investasi tersebut akan bergantung pada kemajuan peraturan mengenai energi terbarukan di Vietnam.

"Mereka membuat komitmen kepada pemegang saham dan pelanggan bahwa mereka hanya akan menggunakan energi terbarukan," katanya, seraya menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan juga masih menunggu izin sebelum mereka dapat melanjutkan rencana investasi.

Vietnam kabarnya sedang mempertimbangkan untuk menerapkan peraturan yang memungkinkan pabrik-pabrik menegosiasikan harga listrik secara langsung dengan produsen daripada membelinya dari operator jaringan listrik milik negara.

Pemerintah juga berupaya untuk meloloskan peraturan mengenai pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, termasuk penetapan penggunaan ruang laut, namun penundaan peraturan telah lama menghambat kemajuan.

Peningkatan energi terbarukan di Vietnam dalam beberapa tahun terakhir yang didorong oleh meluasnya pemasangan panel surya dan turbin angin di darat sebagian terhambat oleh permasalahan dalam menghubungkan proyek-proyek tersebut ke jaringan listrik, yang juga memerlukan peningkatan signifikan dalam menangani energi terbarukan.

Kunjungan Fernandez ke Vietnam adalah bagian dari rencana AS untuk melaksanakan perjanjian yang dicapai pada bulan September ketika kedua negara secara resmi meningkatkan hubungan mereka menjadi kemitraan strategis komprehensif, yang merupakan peringkat teratas diplomatik Vietnam.

Dalam pertemuan dengan para pejabat senior Vietnam selama kunjungan tersebut, Fernandez membahas sebagian besar mengenai chip, mineral penting dan energi ramah lingkungan, katanya kepada wartawan.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat