
Penipuan Makin Banyak di 2024, Dunia Bisa Kacau Balau

Jakarta, CNBC Indonesia - Penipuan siber bakal sering terjadi tahun ini. Kabarnya hal tersebut disebabkan dengan perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Peringatan ini masuk dalam laporan National Cyber Security Center (NCSC) yang merupakan bagian dari badan intelijen GCHQ Inggris. Tools (AI) akan menyebabkan peningkatan serangan siber dan membuat hambatan mengalami penurunan dan memudahkan peretas untuk masuk dalam sistem.
Bukan hanya itu, hambatan yang mudah ditembus itu akan menyebabkan serangan ransomware secara global bakal mengalami peningkatan.
"AI hampir pasti meningkatkan volume dan dampak serangan siber dalam dua tahun ke depan. Namun dampaknya pada ancaman siber tidak akan merata," tulis laporan itu, dikutip Reuters, Rabu (24/1/2024).
Serangan-serangan akan dilakukan oleh peretas oportunistik. Mereka disebut belum tentu memiliki kemampuan melakukan serangan tingkat tinggi.
Sementara untuk peretas yang didukung negara akan melakukan kejahatan lebih besar lagi. Yakni dengan memanfaatkan AI untuk operasi siber tingkat lanjut pada jaringan, seperti pembuatan malware.
Pengembangan AI yang begitu pesat juga berpotensi pada keamanan para pengguna internet. Reuters mencatat badan intelijen seluruh dunia ikut memikirkan potensi terkait algoritma.
Potensi ini akan membuat seperti berinteraksi dengan manusia. Ini disebut sebagai model bahasa besar atau LLM.
Keamanan penggunaan AI juga jadi fokus beberapa pemerintah. Inggris, Amerika Serikat (AS) hingga Kanada tengah melihat cara peretas memanfaatkan teknologi tersebut.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Berbahaya! Manusia Bisa Dikalahkan AI, Ada Solusinya?
