Tentara Xi Jinping Kantongi Teknologi Canggih AS, Blokir Biden Gagal

Redaksi, CNBC Indonesia
15 January 2024 09:30
A Chinese People's Liberation Army (PLA) soldier guards the entrance to the PLA Hong Kong Garrison headquarters in the Central Business District in Hong Kong, China, August 29, 2019. REUTERS/Anushree Fadnavis
Foto: Tentara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) menjaga pintu masuk ke markas PLA Hong Kong Garrison di Distrik Pusat Bisnis di Hong Kong, Cina, 29 Agustus 2019. REUTERS / Anushree Fadnavis

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya pemerintah Joe Biden memblokir penjualan chip canggih buatan Amerika Serikat ke China gagal total. Bahkan, tentara China masih memiliki akses ke GPU terbaru buatan Nvidia.

Dokumen tender yang dimiliki Reuters menunjukkan bahwa badan riset kecerdasan buatan (AI) milik pemerintah, universitas, dan militer China dalam setahun terakhir membeli semikonduktor Nvidia dari beberapa pemasok China.

Fakta tersebut menggambarkan kesulitan pemerintah AS memutus akses China atas chip canggih buatan AS yang dibutuhkan pemerintah Xi Jinping dalam pengembangan AI dan komputer canggih untuk kepentingan militer.

Di China, pembelian dan penjualan chip canggih buatan AS tidak dilarang. Dokumen tender yang tersedia untuk publik menunjukkan lusinan entitas China telah membeli chip buatan Nvidia sejak pemerintah Biden melarang ekspor chip.

Entitas China diketahui membeli chip A100 dan H100 yang dilarang diekspor ke China dan Hong Kong mulai September 2022. Dokumen juga menunjukkan transaksi pembelian chip A800 dan H800, yang khusus dikembangkan Nvidia untuk pasar China, tetapi dilarang dijual ke China oleh Washington pada Oktober.

GPU buatan Nvidia adalah tipe chip yang menjadi andalan dalam pengembangan produk AI karena mampu memproses data dalam jumlah besar secara bersamaan.

Menurut Reuters, permintaan yang tinggi atas GPU buatan Nvidia juga menggambarkan bahwa China belum bisa memproduksi chip serupa secara lokal walaupun Huawei diketahui sedang mengembangkan industri chip sendiri. Sebelum larangan Biden, Nvidia menguasai 90 persen pasar chip AI China.

Dua entitas pembeli GPU Huawei adalah Harbin Institute of Technology dan University of Electronic Science and Technology of China yang dituding terlibat dalam penelitian militer dan memiliki kontrak militer yang bertentangan dengan kepentingan AS.

Cara para pemasok chip China mendapatkan GPU buatan Nvidia tidak jelas. Namun, menurut Reuters, pasar bawah tanah untuk chip bermunculan di China setelah larangan pemerintah AS. Perusahaan China sebelumnya menyatakan bahwa mereka mendapatkan limpahan dari "kelebihan stok" yang dipesan oleh perusahaan raksasa AS atau mengimpor lewat perusahaan yang berdomisili  di India, Taiwan, atau Singapura.

Secara total, ada sekitar 100 tender yang melibatkan entitas terkait pemerintah China. Salah satu pembeli adalah entitas dari Angkatan Darat China (People's Liberation Army) yang berbasis di Wuxi.

Mayoritas tender menyatakan pembelian chip ditujukan untuk mendukung pengembangan teknologi AI. Namun, pembelian-pembelian tersebut dalam volume yang sangat kecil sehingga dinilai tak cukup untuk membangun platform AI.

Menurut Reuters, pembangunan platform seperti GPT milik OpenAI membutuhkan sekitar 30.000 unit GPU a100 Nvidia.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Samsung Cekak, Bingung Chip Tak Ada yang Beli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular