Dituduh Pakai Narkoba Saat Rapat, Elon Musk Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk dikabarkan menghadiri rapat dengan jejeran eksekutif SpaceX di bawah pengaruh narkoba. Laporan ini diungkap The Wall Street Journal, dengan menghimpun informasi dari beberapa orang yang hadir dalam rapat tersebut.
Kecanduan Musk pada narkoba dikatakan sudah menjadi rahasia umum di kalangan petinggi perusahaan-perusahaan miliknya. Hal ini lantas memicu kekhawatiran soal nasib perusahaan di masa depan.
Kehebohan berita soal kecanduan Musk terhadap narkoba akhirnya membuat sang miliarder buka suara. Musk menolak mentah-mentah tuduhan bahwa dirinya mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Ia mengakui bahwa 3 tahun lalu memang sempat mengisap ganja secara publik di acara podcast dengan Joe Rogan. Aksinya kala itu berbuntut panjang.
Setelah episode itu tayang, NASA meminta SpaceX membuat perjanjian tertulis bahwa perusahaan akan mematuhi aturan federal dalam penggunaan narkoba di tempat kerja.
SpaceX juga diminta membayar US$ 5 juta untuk memberikan pelatihan ke para karyawan SpaceX, menurut laporan The Journal. Menurut sumber dalam, SpaceX juga mulai ketat mengawasi obat terlarang di perusahaan. Salah satunya dengan membawa anjing pelacak.
"Setelah satu isapan [ganja] dengan Rogan, saya sepakat dengan permintaan NASA untuk melakukan pengujian acak (random testing) selama 3 tahun," kata Musk di akun X personalnya, dikutip Selasa (9/1/2024).
"Tak sedikitpun ditemukan bukti narkoba atau alkohol," ujar Musk.
Pernyataan Musk itu berbanding terbalik dengan laporan The Wall Street Journal yang membeberkan secara detil perbincangan dengan banyak sumber. Mereka mengatakan bahwa kecanduan Musk sudah meresahkan.
Bahkan, beberapa mengaku takut jika orang terkaya di dunia itu akan mengidap penyakit kritis. Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga berisiko terbadap kontrak SpaceX dengan pemerintah AS.
SpaceX terancam akan kehilangan US$ 1 triliun dari aset investor. Selain itu, ribuan pekerja di program antariksa AS juga bisa berisiko.
(fab/fab)