Bisnis Apple Anjlok, Asia Ikut Jadi Korban

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
04 January 2024 12:50
FILE PHOTO: The Apple logo is seen on a computer screen in this illustration photo taken in Bordeaux, France, February 1, 2017. REUTERS/Regis Duvignau/File Photo
Foto: REUTERS/Regis Duvignau

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Apple anjlok setelah Barclays menurunkan peringkat pembuat iPhone tersebut karena kekhawatiran bahwa permintaan produknya akan tetap lemah pada tahun 2024.

Hal ini berimbas ke perusahaan-perusahaan berbasis Asia yang merupakan mitra Apple. Saham TSCM yang memasuk chip Apple turun lebih dari 2% pada perdagangan Rabu pagi. TSMC adalah produsen prosesor tercanggih di dunia untuk perusahaan seperti Apple dan Nvidia.

Pemasok utama Apple lainnya, Hon Hai Technology Group juga dikenal sebagai Foxconn turun 1,33%. Foxconn yang juga berbasis di Taiwan adalah pembuat elektronik kontrak terbesar di dunia dan merakit iPhone.

Saham teknologi dan chip termasuk Samsung Electronics dan SK Hynix turun lebih dari 2%, sementara LG Electronics turun 1,78%.

"Kami melihat bahwa pemasok masih melihat pertumbuhan yang kuat pada iPhone 15. Kami berada di tengah-tengah siklus luar biasa," kata Ray Wang dari Constellation Research yang berbasis di Silicon Valley di "Street Signs Asia", dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (4/1/2024).

"Masih ada 200 hingga 300 juta iPhone yang akan digantikan ke 5G, setidaknya untuk 24 bulan ke depan, jadi saya tidak yakin persis penurunan peringkat pertumbuhannya, namun berdasarkan penilaian, saya bisa mengerti mungkin di situlah dampaknya," imbuhnya.

Pada Selasa (2/1), Barclays menurunkan peringkat saham Apple menjadi underweight dan memangkas target harganya menjadi US$160 dari US$161, dengan alasan lemahnya penjualan iPhone 15 yang menjadi sinyal kemungkinan permintaan yang lebih rendah untuk iPhone 16 dan produk lainnya. Saham Apple ditutup 3,58% lebih rendah pada hari itu.

"Kami masih menemukan kelemahan pada volume dan campuran iPhone, serta kurangnya kebangkitan kembali di Mac, iPad, dan perangkat yang dapat dikenakan," kata analis Tim Long dalam sebuah catatan.

UBS dalam laporan tanggal 3 Januari mengatakan bahwa TSMC siap untuk rebound pada tahun 2024 dan mempertahankan peringkat beli meskipun memangkas target harganya menjadi 750 dolar Taiwan dari 760 dolar Taiwan.

"Kami pikir TSMC berada dalam posisi yang tepat untuk pertumbuhan selama 18 bulan ke depan karena pangsa pasarnya yang sangat tinggi pada teknologi 4-nanometer dan 3-nanometer serta memanfaatkan cloud AI dan juga diposisikan untuk mendapatkan manfaat dari peningkatan edge AI yang mengangkat pasar endpoint yang besar. PC, smartphone dan IoT," kata UBS.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article iPhone 15 Tak Laku, Apple Berdarah-Darah Gegara China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular