Kripto Gampang Bobol, Hacker Curi Rp 30,8 Triliun

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 27/12/2023 21:10 WIB
Foto: Infografis/ Top Gainers Top Losers Kripto Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Hacker mencuri US$ 2 miliar (sekitar Rp 30,8 triliun) sepanjang 2023. Nilai yang fantastis ini menunjukkan rentannya ekosistem teknologi yang digunakan dalam transaksi aset kripto.

Data pencurian tersebut berasal dari De.FI, yaitu perusahaan keamanan web3 yang mengelola database. 

"Nilai ini, yang tersebar dalam berbagai peristiwa, menandai kerentanan dan tantangan di ekosistem DeFi," kata De.FI di laporan yang dikutip TechCrunch. "2023 adalah bukti kerentanan yang masih ada dan upaya untuk menanganinya, meskipun ketertarikan memudar di tengah pasar yang lesu di paruh pertama tahun ini."


Sebelumnya, TRM Labs, perusahaan intelijen blockchain, memperkirakan hacker mencuri US$ 1,7 miliar sepanjang 2023.

Beberapa pencurian kripto terparah sepanjang tahun ini adalah pencurian US$ 200 juta dari Euler Finance, peretasan Multichain (US$ 126 juta), BonqDAO (US$ 120 juta), Poloniex (US$ 114 juta), dan Atomic Wallet (US$ 100 juta).

Tahun lalu, Chainalysis melaporkan bahwa sepanjang 2022 pencurian kripto menembus rekor, yaitu mencapai US$ 3,8 miliar. Sebanyak US$ 1,7 miliar digasak oleh pemerintah Korea Utara lewat kelompok hacker pemerintah yang dikenal sebagai Lazarus Group.

"Bisa dibilang pencurian aset kripto adalah porsi besar dari perekonomian Korea Utara," tulis Chainalysis. Pada 2021, hacker mencuri US$ 3,3 miliar dalam bentuk aset kripto.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat