Satu per Satu Ojol di Indonesia Bertumbangan, Ini Daftarnya

Rindi Salsabilla Putri, CNBC Indonesia
Sabtu, 23/12/2023 21:15 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Ojek online (ojol) menjadi salah satu kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di kawasan ibu kota, untuk melakukan mobilitas. Maka dari itu, tak heran jika pasar pemain ojol sempat ramai di Indonesia.

Banyak pengembang aplikasi dari luar negeri maupun dari Indonesia yang menawarkan fasilitasnya kepada masyarakat. Namun, hanya beberapa pemain yang mampu bertahan.

Uber adalah salah satu pemain transportasi besar akhirnya juga harus angkat kaki dari Indonesia. Selain Uber, ada beberapa perusahaan ojol lainnya yang loyo hingga tak terdengar lagi di Indonesia.


Apa saja? Berikut daftarnya:

Call Jack

Calljack adalah aplikasi ride hailing lokal asal Yogyakarta. Layanan mereka serupa dengan Gojek atau Grab, yakni dengan dua opsi layanan yang disebut Calljack dan O'Jack. Sayangnya nama mereka hilang bak ditelan bumi.

Ojekkoe

Sebelum tidak aktif, Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi. Padahal Ojekkoe menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir pendirinya, Katon Muchtar, yakni layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.

Topjek

Saat rilis, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo dengan fitur unggulan chat room. Pada saat itu, Gojek dan Grab belum memiliki fitur chat room. Selain itu, Topjek juga membatasi jumlah pengemudi hingga 10.000 driver dengan seleksi ketat. Meski sempat terlihat menjanjikan, Topjek tidak bisa bertahan.

Uber

Uber angkat kaki dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnis kepada Grab sehingga mitra pengemudi Uber banyak yang berpindah ke platform Grab atau Gojek.

LadyJek

LadyJek menjadi salah satu ride hailing yang sempat menarik perhatian publik. Sesuai namanya, LadyJek menjadi ojek online dengan pengemudi perempuan pertama untuk penumpang perempuan. LadyJek terlihat sukses pada saat itu dengan total hampir 3.300 pengemudi. Namun, LadyJek terpaksa gulung tikar akibat keterbatasan modal.

Blujek

Saingan terbesar Gojek dan Grab ini juga gulung tikar. Berbeda dengan kedua ride hailing kompetitornya yang berwarna hijau, Blujek menggunakan warna biru sebagai identitas dan memiliki armada yang cukup besar pada saat itu.

OjekArgo

OjekArgo sudah tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing ini hanya perlu unduh aplikasi dan tidak perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasinya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Disusupi Konten Judol, Komdigi Blokir Situs Pedulilindungi.id