Proyek Satelit HBS Rp 5,2 Triliun Kominfo Batal
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Hot Backup Satellite (HBS) dipastikan dihentikan. Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Budi Arie Setiadi.
"Diterminasi...ya dihentikan," kata Budi di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Dia mengatakan keputusan itu dibuat setelah dilakukan kajian secara teknis oleh Satgas Bakti Kominfo. Namun untuk informasi lebih lanjut, Budi meminta awak media untuk menghubungi pihak Satgas.
"Maksudnya gini tim satgas menilai perlu dihentikan," ujar Budi.
CNBC Indonesia juga telah mencoba menghubungi Ketua Satgas Bakti Kominfo, Sarwoto Atmosutarno. Namun hingga berita ini dipublikasikan belum ada tanggapan dari Sarwoto.
Satelit HBS sendiri direncanakan menjadi back-up Satria-1 yang lepas landas Juni lalu. Sebelumnya HBS direncanakan bisa beroperasi berbarengan dengan Satria pada akhir tahun ini.
Namun Satria-1 sendiri baru sampai ke titik orbit pada akhir 2023. Kemungkinan baru beroperasi awal tahun depan.
Melansir laman Kominfo, HBS diperkirakan akan digunakan pada 20 ribu titik fasilitas layanan publik seluruh Indonesia. Satelit dibuat oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Boeing.
Untuk pemenang tender proyek HBS dimenangkan oleh Nusantara Jaya. Konsorsium itu terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Penyediaan HBS sendiri membutuhkan dana investasi mencapai Rp 5,2 triliun. Sedangkan biaya pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur HBS mencapai Rp 475,2 miliar.
(npb)