Warga Amerika Malah Tolak Kiamat Uang Kertas, Ini Alasannya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 29/09/2023 11:15 WIB
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak seperti negara lain, Amerika Serikat (AS) malah menghindari penggunaan sistem pembayaran non-tunai. Alasannya karena sistem tersebut tidak mewakili semua kalangan dan hanya untuk orang kaya saja.

Fenomena di sejumlah kota besar dilaporkan melarang toko hanya menerima pembayaran non-tunai. Sejalan dengan itu, Heather Huff seorang pejabat kota Los Angeles meminta pemerintah setempat melakukan larangan sejumlah.

Di LA sendiri, menurut catatan Insider, banyak bisnis yang menggunakan pembayaran non-tunai dengan kartu kredit maupun digital. Cara ini dinilai lebih efisien dan aman.


Namun, Hutt menjelaskan pembayaran non-tunai membuat perekonomian kota tidak bisa diakses semua orang. "Bisnis tanpa uang tunai menciptakan perekonomian di kota kita yang tidak inklusif dan mudah diakses untuk semua orang," jelas Hutt dikutip Jumat (29/9/2023).

Kebijakan bisnis yang menerima pembayaran non-tunai, Hutt menilai diskriminatif. Sistem itu mengecualikan mereka yang berpendapatan rendah dan tidak memiliki kartu kredit, serta masih menggunakan uang tunai untuk kesehariannya.

Kejaksaan kota setempat diminta menyusun aturan larangan. Hutt ingin sistem pembayaran bisa memberikan rasa adil bagi semua lapisan masyarakat.

"Sebagai kota yang berjanji menjadi tempat yang aman dan adil untuk semua orang, kita harus proaktif dalam memastikan semua sistem kita menciptakan keadilan dan kesetaraan bagi setiap individu," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah kota di AS telah melakukan larangan pedagang hanya menerima pembayaran non-tunai saja. Beberapa kota di antaranya adalah New York, Philadelphia, dan San Francisco.

San Francisco menetapkan larangan tersebut pada tahun 2019. Alasan kebijakan itu sama, untuk menciptakan keadilan bagi semua masyarakat.

"Ini soal keadilan. Tidak semua orang punya kartu kredit atau kartu ATM, dan masyarakat butuh layanan penting," kata Kepala Departemen San Francisco Bill Scott pada Mei 2020.


(npb/npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Fintech Canggih & Penipuan Kian Pintar, Siapa Lebih Siap?