Pria Arab Dihukum Mati Gegara Tweet & YouTube, Netizen Murka

Redaksi, CNBC Indonesia
01 September 2023 12:50
Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)
Foto: Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria bernama Mohammed bin Nasser Al-Ghamdi. Sanksi tersebut menyusul postingan yang ia unggah di akun X (sebelumnya Twitter), serta aktivitasnya di YouTube.

Nasser Al-Ghamdi dinilai mengkritisi Kerajaan Arab, sehingga memicu kritik dari dunia internasional. Sebelumnya, seorang mahasiswa doktor Salma al-Shehab juga dikenai hukuman 34 penjara gara-gara sebuah tweet.

Hukuman mati ke Nasser Al-Ghamdi merupakan bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk menghilangkan segala bentuk pembangkangan di Kerjaaan Arab.

Sebab, MBS sedang menjalankan proyek pembangunan besar-besaran dan kesepakatan diplomatik lainnya untuk meningkatkan profilnya secara global.

Reaksi netizen dan berbagai tokoh masyarakat menantang hukuman mati yang dijatuhkan ke Nasser Al-Ghamdi. Salah satunya disampaikan oleh Lina Alhathoul, kepala monitoring dan advokasi dari lembaga asal London, ALQST.

"Kematian Al-Ghamdi hanya karena tweet sangat mengerikan, dan sejalan dengan kekerasan yang terus dilakukan otoritas Saudi," kata dia, dikutip dari AP, Jumat (1/9/2023).

"Pemerintah Saudi memberikan pesan jelas ke masyarakat, bahwa hidup mereka tak aman dan mereka bisa dibunuh gara-gara sebuah tweet," ia menambahkan.

Menurut dokumen pengadilan Al-Ghamdi, pria tersebut digugat dengan tuduhan mengkhianati agamanya, mengganggu keamanan masyarakat, berkonspirasi melawan pemerintah, serta menghina kerajaan dan putra mahkota.

Al-Ghamdi adalah seorang pensiunan guru yang tinggal di Makkah. Saudaranya, Saeed bin Nasser Al-Ghamdi, dikenal sebagai kritikus pemerintahan Saudi yang tinggal di Inggris.

"Represi di Arab Saudi telah mencapai level kengerian yang lebih tinggi, ketika pengadilan bisa menghukum mati seseorang hanya karena menyampaikan pesan perdamaian melalui sebuah tweet," kata peneliti Human Rights Watch, Joey Shea.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Teknologi Amerika Jajah Arab, Joe Biden Diwanti-Wanti Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular