
Sosok Terry Gou, Pendiri Pabrik Apple yang Maju Capres Taiwan

Jakarta, CNBC Indonesia - Terry Gou maju sebagai calon presiden (capres) Taiwan untuk pemilihan 2024 mendatang. Pria 72 tahun itu dikenal sebagai pendiri pabrik produksi produk Apple, Foxconn.
Foxconn atau Hon Hai Precision pada awalnya merupakan pembuat plastik untuk bagian televisi pada 1974. Seiring berjalannya waktu, pabrikan itu semakin besar dan bekerja sama dengan berbagai raksasa teknologi dunia seperti Apple, IBM, Compaq, Ninetendo, Wii U, Nokia, Playstation 3 and XboxOne.
Laman The Famous People menuliskan Foxconn mengoperasikan pabrik perakitan di daratan China untuk merakit produk khas Apple. Termasuk di antaranya adalah membuat iPhone dan juga iPad.
Pada 2016 lalu, Foxconn juga diketahui membeli Sharp dan Nokia melalui anak usahanya. Gou masih menjabat sebagai direktur di Foxconn hingga Juni 2019.
Dari kekayaannya, berdasarkan laporan Forbes yang dikutip Rabu (30/8/2023), Gou memiliki US$7,2 miliar. Dalam daftar Forbes, dia masuk sebagai orang terkaya nomor 6 di Taiwan pada 2023 dan ke-317 untuk laporan miliarder global tahun yang sama.
Gou juga disebut sebagai Donald Trump dari Taiwan. Karena keduanya merupakan pengusaha besar dengan kekayaan melimpah, menikah lebih dari sekali dan memiliki istri dengan usia muda.
Jika Gou terpilih menjadi presiden, maka jalan hidupnya makin mirip dengan Trump, yang menjadi politisi dan terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS) periode 2017-2021.
Dalam pemilihan presiden Taiwan, Gou akan menjadi kandidat independen. Pengalamannya sebagai pengusaha besar jadi 'jualan' Gou dalam pemilihan tersebut.
Dia juga menjanjikan selama empat tahun memimpin akan membawa perdamaian di Taiwan. Gou juga memastikan Taiwan tak akan jadi Ukraina berikutnya, merujuk pada perang antara negara tersebut dengan Rusia.
"Beri saya waktu empat tahun dan saya berjanji akan membawa perdamaian selama 50 tahun di Selat Taiwan dan membangun fondasi terdalam untuk rasa saling percaya di seluruh selat... Taiwan tidak boleh menjadi Ukraina dan saya tidak akan membiarkan Taiwan menjadi Ukraina berikutnya," ujarnya dikutip The Guardian.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pabrik Apple Maju Jadi Capres, Sebut Tetangga RI
