Air 'Cucian' Nuklir Fukushima Dibuang Jepang ke Laut

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Jumat, 25/08/2023 13:35 WIB
Foto: Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 22 Agustus 2023, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. (via REUTERS/KYODO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang mengumumkan akan mulai melepaskan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi pada akhir pekan ini.

Air awalnya terkontaminasi setelah gempa bumi tahun 2011 yang menghancurkan reaktor tersebut. Air "cucian" nuklir itu rencananya akan dibuang pada Kamis (24/8/2023) dan akan menjadi langkah awal dalam proses bertahap yang cukup kontroversial.

Kini sudah 12 tahun sejak gempa bumi berkekuatan 9,0 melanda pantai pulau Honshu di Jepang, hingga menyebabkan lebih dari 18.000 kematian dan memicu kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.


Sejak itu, reaktor telah didinginkan dan 1,3 juta ton air limbah yang terkontaminasi telah diolah. Air ini disimpan di lebih dari 1.000 tangki namun ruang penyimpanannya terbatas, dan sekarang harus dibuang sebagai bagian dari proses penghentian penggunaan yang sedang berlangsung.

Rencana pelepasannya telah disusun oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) dan telah disetujui oleh PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan berbagai ilmuwan independen, dikutip dari IFLScience.

Meskipun demikian, masih terdapat keberatan dari kelompok nelayan karena khawatir hal tersebut akan merusak reputasi mereka. Tiongkok juga menyatakan skeptis terhadap keamanan rencana tersebut, dengan Hong Kong menyatakan bahwa mereka akan segera mengaktifkan kontrol impor makanan laut Jepang dari wilayah seperti Tokyo dan Fukushima.

Greenpeace juga menyuarakan keprihatinan mengenai risiko yang ditimbulkan oleh beberapa unsur radioaktif yang tersisa di air, terutama tritium, karbon-14, strontium-90, dan yodium-129.

Sementara Korea Selatan telah mengambil sikap yang lebih hati-hati, dengan menyetujui aspek ilmiah dan teknis dari rencana tersebut namun tidak "harus" mendukungnya.

Apakah air Fukushima aman bagi manusia?

Dilansir dari Live Science, kekhawatiran utamanya adalah air yang diolah akan mengandung isotop berbahaya yang menimbulkan risiko bagi manusia dan ekosistem laut. Namun, air yang diolah telah disaring dan hampir semua isotop berbahaya telah dihilangkan, kecuali jejak tritium.

Tritium, sebuah isotop hidrogen, sulit dipisahkan seluruhnya dari air, namun tritium telah diencerkan sedemikian rupa sehingga kadarnya jauh di bawah batas peraturan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tritium dianggap relatif tidak berbahaya bagi manusia karena radiaktifnya tidak dapat menembus kulit manusia.

Selain itu, pemerintah Jepang akan memantau air saat dilepaskan dan telah meyakinkan dunia bahwa mereka akan menghentikan pembuangannya jika mereka mendeteksi adanya bahan radioaktif dengan konsentrasi sangat tinggi.

Pertanyaan selanjutnya, apa bisa air Fukushima diminum? Singkatnya, proses penyaringan telah menghilangkan atau mengencerkan isotop radioaktif sedemikian rupa sehingga air dianggap aman untuk diminum.

Namun, pada dasarnya ini adalah air laut. Bagi yang meminumnya bisa terbunuh oleh kandungan garam dibandingkan sisa-sisa kontaminasi.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat