
Dua Bulan Pimpin GOTO, Patrick Walujo Kobarkan Optimisme

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Walujo mengaku sangat dekat dan mengenal dengan baik bagaimana GOTO kepada sejumlah media.
Ia menceritakan, saat periode awal Gojek sekitar 14 tahun silam, ketika Nadiem Makarim dan para founder lainnya memulai mimpi besar membangun perusahaan rintisan yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap publik, sekaligus menguntungkan. Di periode yang sama, di startup yang berbeda, William Tanuwijaya tengah merintis Tokopedia, e-commerce besutan anak anak muda Indonesia.
Patrick mengagumi ide brilian William dan mental petarungnya dalam menghadapi gempuran hebat perusahaan global di bisnis sejenis. Gojek dan Tokopedia lalu menggabungkan kekuatan pada 2021.
"Banyak dari Anda sudah mengenal saya dan mengetahui keterlibatan saya yang lama bersama GoTo, dan juga keyakinan saya pada potensinya. Saya adalah investor awal di Gojek, dan saya berhubungan sangat erat dengan para manajemen pendirinya dan Tokopedia, sampai kini bisa menjadi GoTo," katanya.
Karena keterlibatan yang sangat mendalam itu, Patrick bersedia menerima mandat sekaligus amanah dari para pemegang saham untuk memegang kemudi perusahaan ini. Sejatinya, ini pilihan yang tidak biasa, mengingat posisinya sebagai pengelola firma investasi yang selama ini lebih dikenal sebagai orang di balik layar.
"GoTo sangat dekat dengan saya secara pribadi, dan saya berterima kasih untuk kepercayaan dan dukungan para pemegang saham, karyawan, dan seluruh mitra, kepada saya untuk mengemban jabatan ini, khususnya dengan misi tunggal mempercepat langkah GoTo menjadi perusahaan teknologi terdepan di Indonesia dan juara di tanah air," katanya.
Tapi, lanjut Patrick, mewujudkan misi tunggal itu bukan perkara mudah. Ada sederet tantangan, baik internal maupun eksternal, sebagai konsekuensi dari naik kelasnya GOTO. "Selama 45 hari saya memegang jabatan ini, saya tidak melewatkan kesempatan apa pun dan telah mengambil keputusan penting dalam tiga area utama," cerita Patrick tentang rencana strategisnya setelah memetakan persoalan utama yang dihadapi GOTO.
Pertama, kata Patrick, manajemen menerapkan disiplin ketat dalam mengelola beban usaha. GoTo telah mengurangi jumlah tenaga kerjanya sebesar 24% sepanjang tiga kuartal terakhir, serta telah mengurangi beban tetap di luar personalia sebesar 10% sepanjang periode yang sama.
Penghematan tersebut setara dengan sekitar Rp1 triliun dalam penghematan yang disetahunkan. "Namun, masih banyak yang dapat kami lakukan. Saya telah meminta Tom (Wadirut GOTO), untuk menganalisis berbagai penghematan lain yang akan membuat Perseroan menjadi lebih efisien," katanya.
Selain mengencangkan ikat pinggang, manajemen juga berupaya keras menjalankan bisnis secara efisien. Subsidi ongkos kirim sudah dipangkas 15% sejak awal tahun dan akan dilipatgandakan penghematannya sampai akhir tahun. Hal ini bisa terwujud berkat penetrasi GoTo Logistics (GTL), yang sampai saat ini berkontribusi sekitar seperlima dari pengiriman di Tokopedia
Konsolidasi bisnis pengiriman di bawah GTL membuat ongkos kirim menjadi lebih terjangkau sehingga berpengaruh kepada pendapatan mitra sekaligus meringankan pelanggan tanpa harus subsidi berlebihan.
Kedua, memperkuat sinergi di dalam ekosistem, mempercepat eksekusi, dan membangun hubungan saling menguntungkan yang lebih erat dengan mitra strategis. "Kami telah mempercepat integrasi antara financial technology dan e-commerce dengan diluncurkannya produk pinjaman tunai lewat Tokopedia, melanjutkan tersedianya produk beli sekarang, bayar nanti (BNPL) yang kompetitif bagi konsumen," katanya.
Dari sisi kemitraan, Patrick menegaskan GOTO akan memperkuat kolaborasi dan memperdalam integrasi dengan Bank Jago, untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan keuangan. Hal ini telah terwujud melalui perluasan pembukaan rekening baru di Bank Jago, penurunan biaya dana jangka panjang bagi GoTo, dan percepatan penyaluran kredit.
"Sebagai bagian dari ekosistem, Bank Jago juga selalu menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh bisnis finansial GOTO," kata Patrick sambil menyebut nama Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung yang juga hadir dalam pertemuan. Arief duduk semeja dengan Hans Patuwo, presiden bisnis unit GoTo Finansial.
Ketiga, manajemen menyesuaikan bauran produk agar menjangkau lebih banyak konsumen. Intinya, GOTO bakal lebih kreatif melahirkan inovasi baru yang bisa melayani semua segmen konsumen tapi dengan cara yang efisien. Strategi ini mesti dilakukan untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.
"Untuk mencapai profitabilitas sepanjang 12 bulan terakhir, basis konsumen kami bergeser menuju konsumen yang memprioritaskan kenyamanan di atas harga. Namun, untuk mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan, kami harus memperluas jangkauan pasar dengan merancang berbagai produk yang dapat menjawab kebutuhan konsumen yang memperhatikan harga," katanya.
Melihat progresnya selama 45 hari memimpin GOTO, Patrick optimistis misi tunggalnya itu akan tercapai, seberat apapun tantangannya. "Kami tahu apa yang harus kami kerjakan. Kami fokus pada eksekusi dengan ketepatan dan urgensi. Kami juga berkomitmen untuk memastikan Anda selalu dapat mengikuti setiap bagian kemajuan kami," katanya
Optimisme Patrick boleh saja berkobar kobar, tapi biarlah waktu yang membuktikan.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan 2022 Naik 120%, GOTO Yakin Raup Untung di 2023?