
4 Tanda Kiamat Bumi Makin Nyata, Tampak dari Jeruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana alam, cuaca yang tak menentu, hingga maraknya wabah penyakit memengaruhi komoditas pangan utama di seluruh dunia. Laporan Market Insider menyebut harga beras di Asia mencapai titik tertinggi sejak 15 tahun terakhir.
Sementara itu, di China, harga daging babi merosot dan memicu inflasi ke wilayah negatif. Krisis pangan ini bisa membawa 'kiamat' baru di Bumi. Simak selengkapnya.
Krisis Jeruk
Cuaca buruk dan penyebaran wabah 'citrus greening' yang merupakan penyakit dari serangga, menyebabkan krisis jeruk di Amerika Serikat (AS). Hal ini berdampak pada komoditas jeruk yang berkurang drastis.
CEO Florida Citrus Mutual mengatakan produksi jus jeruk di AS mencapai titik terendah sejak 100 tahun lalu dengan indikator pengukuran 317,5 USc per lb.
Mayoritas produksi jeruk di AS berasal dari Florida. Cuaca tak bersahabat dan wabah penyakit buah menyebabkan kelangkaan jeruk, sehingga harganya pun naik gila-gilaan.
Daging Babi China anjlok
Harga daging babi China terus menurun hingga 26% per Juli secara tahun-ke-tahun (YoY). Fenomena ini menyusul cadangan yang berlebihan, sehingga terjadi deflasi yang bisa memicu macetnya aktivitas pasar.
Komoditas daging babi berkontribusi terhadap 3% Indeks Harga Konsumen (IHK), menurut data Economist Intelligence Unit (EIU).
"Kasarannya, kenaikan harga daging babi sebesar 10% akan mendorong IHK sebesar 0,3%," kata EIU.
Biji Coklat Makin Mahal
Bukan cuma komoditas jeruk, tetapi biji coklat juga mengalami kenaikan harga tertinggi sejak 2011, menurut data Barchart. Kelangkaan biji coklat salah satunya dipengaruhi curah hujan berlebihan di Afrika Barat.
Cuaca ekstrem membawa wabah penyakit yang menyebabkan biji coklat membusuk. Menurut Barchart, hal ini bisa menyebabkan menurunnya produksi biji coklat. Alhasil, pasar coklat global akan memasuki tahun ketiga defisit untuk periode 2023/2024.
Harga Beras Asia Meroket
Kekeringan di Thailand dan India membuat panen beras tak selancar biasanya, sehingga pasokan global pun bermasalah. Laporan Insider menyebut harga beras tak pernah semahal saat ini sejak 15 tahun terakhir.
Beras putih Thailand naik 5% dan memecahkan rekor ke harga US$ 648 per ton atau tertinggi sejak Oktober 2008. Fenomena El Nino berpengaruh terhadap petani di Thailand. Mereka dianjurkan untuk memakai air lebih sedikit.
Sementara itu, India yang merupakan produsen beras kunci bagi dunia global juga memberlakukan pelarangan ekspor demi memenuhi kebutuhan domestik. Hal ini turut berpengaruh terhadap tirisnya pasokan beras global.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sisa Umur Matahari Terungkap, Kiamat di Bumi Ngeri Banget!
