Pasukan Putin Buktikan Klaim NASA, Kirim Data Ini dari Bulan
Jakarta, CNBC Indonesia - Roket Rusia Luna-25 terbang menuju kutub selatan bulan pada pekan lalu. Ini merupakan misi ke bulan pertama Rusia setelah 50 tahun pada 1976 lalu.
Luna-25 diprediksi akan sampai berbarengan dengan roket India Chandrayaan-3 yang sudah lepas landas lebih dulu. Keduanya dikatakan akan mendarat di bulan pada 23 Agustus mendatang.
Namun, kini para ilmuwan Rusia sudah mulai mengumpulkan dan memproses data pertama dari misi ke bulan. Tujuan misi ini adalah menemukan air es di bulan, sesuai dengan klaim NASA.
"Data pengukuran pada penerbangan ke bulan sudah diterima. Para ilmuwan mulai memprosesnya," kata Badan Penerbangan dan Antariksa Rusia (Roscosmos), dikutip dari Reuters, Senin (14/8/2023).
"Luna-25 meneruskan penerbangan ke satelit Bumi. Semua sistem bekerja dengan baik, komunikasi terjalin dengan stabil, dan keseimbangan energinya tampak positif," Roscosmos menambahkan.
Luna-25 berukuran kira-kira seperti mobil kecil. Rencananya, pesawat ini akan mengeksplor kutub selatan bulan selama 1 tahun. Sebelumnya, NASA mendeteksi keberadaan air es di wilayah bulan tersebut.
Jika misi Luna-25 berhasil, maka Rusia bisa unjuk gigi di hadapan Barat. Negara yang dikuasai Putin tersebut bisa membuktikan bahwa sanksi Barat menyangkut perang Ukraina tak membuat Rusia ciut.
Diketahui, astronaut AS Neil Armstrong disebut-sebut sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan pada 1969. Padahal, misi Luna-2 Uni Soviet sudah lebih dulu menjangkau permukaan bulan pada 1959. Pada 1966, misi Luna-9 adalah yang pertama melakukan soft landing di sana.
(fab/fab)