Bukti Baru Apple Tak Aman, Sarang Malware Penguras Rekening

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
14 August 2023 12:00
Seorang peserta melihat laptop MacBook Air yang baru didesain ulang selama WWDC22 di Apple Park pada 06 Juni 2022 di Cupertino, California. CEO Apple Tim Cook memulai konferensi pengembang tahunan WWDC22. (Getty Images/Justin Sullivan)
Foto: Seorang peserta melihat laptop MacBook Air yang baru didesain ulang selama WWDC22 di Apple Park pada 06 Juni 2022 di Cupertino, California. CEO Apple Tim Cook memulai konferensi pengembang tahunan WWDC22. (Getty Images/Justin Sullivan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu alat pendeteksi malware bawaan Mac sepertinya tak lagi berfungsi sebaik yang pengguna kira.

Pada konferensi hacker Defcon di Las Vegas, peneliti keamanan Mac, Patrick Wardle, mengungkap temuan mereka tentang kerentanan dalam mekanisme 'Background Task Manager' pada sistem operasi macOS Apple. Kerentanan ini dapat dieksploitasi oknum tak bertanggung jawab untuk menyisipkan malware.

Diketahui, Background Task Manager Apple selama ini fokus mengamati persistensi pada perangkat lunak. Hal ini berfungsi agar semua aplikasi, data, dan preferensi pengguna akan muncul tiap menyalakan perangkat.

Pada Oktober 2022, Apple menghadirkan Background Task Manager di macOS Ventura untuk mengirimkan pemberitahuan secara langsung ke pengguna maupun ke alat keamanan pihak ketiga yang berjalan di sistem jika persistensi terjadi.

Dengan cara ini, pengguna dapat menyelidiki kemungkinan bahwa perangkat telah disusupi. Sayangnya, menurut hasil penelitian, Background Task Manager Apple tak berjalan dengan baik.

"Seharusnya ada alat [yang memberitahu Anda] ketika sesuatu secara terus-menerus menginstal dirinya sendiri. Apple sudah menambahkan tool itu, tetapi implementasinya dilakukan dengan sangat buruk sehingga malware apa pun yang agak canggih dapat dengan mudah melewati pemantauan," kata Wardle tentang temuannya, dikutip dari Wired, Senin (14/3/2023).

Menurut dia, tidak ada metode yang mudah untuk menangkap malware di komputer dengan akurasi sempurna. Karena pada intinya, program jahat hanyalah perangkat lunak, seperti browser web atau aplikasi obrolan. Sulit untuk mengatakan bahwa ada program yang sah dari pelanggar.

Jadi, pembuat sistem operasi seperti Microsoft dan Apple, serta perusahaan keamanan pihak ketiga, selalu bekerja untuk mengembangkan mekanisme dan alat deteksi baru yang dapat mengenali perilaku perangkat lunak yang berpotensi berbahaya dengan cara baru.

Apple tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.

Ketika Background Task Manager pertama kali diluncurkan, Wardle menemukan beberapa masalah yang lebih mendasar dengan alat yang menyebabkan pemberitahuan kejadian persistensi gagal.

Dia melaporkannya ke Apple, dan perusahaan memperbaiki kesalahannya. Tetapi, perusahaan tidak mengidentifikasi masalah yang lebih dalam dengan alat tersebut.

"Kami bolak-balik, dan akhirnya, mereka memperbaiki masalah itu, tapi itu seperti memasang selotip di pesawat saat sedang jatuh," kata Wardle. "Mereka tidak menyadari bahwa fitur tersebut membutuhkan banyak perbaikan." imbuh dia.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laptop Diskon Gede Tetap Ga Laku, Merek Mahal Ini Jeblok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular