Gen Z Tinggalkan Smartphone, Nokia Rilis 2 HP Bodoh
Jakarta, CNBC Indonesia - Nokia merilis dua model HP baru, yaitu Nokia 130 dan 150. Keduanya merupakan feature phone atau kerap diistilahkan 'dumb phone' (HP bodoh).
Sepertinya Nokia benar-benar menyambut tren di Amerika Serikat (AS) saat ini. Kalangan Gen Z dilaporkan mulai meninggalkan smartphone dan beralih ke dumb phone.
Mengutip Tech Radar, Nokia 150 sebenarnya bukan model baru. Seri ini pertama kali diumumkan pada tahun 2016 dan menerima pembaruan pada tahun 2020.
Sekarang, model ini kembali diperbarui dengan tampilan lebih 'fresh' dan fitur tambahan.
Model ini memiliki baterai 1.450 mAh yang akan bertahan beberapa hari. Seperti ponsel di masa lalu, baterai ini dapat dilepas.
Ponsel ini dibekali kamera belakang 0,3MP yang sangat mendasar dan tidak ada kamera depan.
Nokia 150 berjalan pada sistem operasi yang disebut S30 + Android, tetapi fitur yang paling menonjol adalah jack headphone 3.5mm, yang jarang terlihat di smartphone model baru.
Sementara itu, Nokia 130 hadir dengan lavender dan emas, dengan latar belakang putih.
Kedua model mengisi daya dengan cara cukup kuno yakni melalui port micro USB. Selain itu ada pemutar MP3, perekam suara, penerima radio FM, mikrofon onboard, dan pengeras, plus peringkat IP52.
Mengingat kurangnya fitur canggih, pengguna bahkan mungkin hanya bisa menggunakannya untuk panggilan telepon saja.
Nokia membanderol ponsel ini dengan harga US$50 atau sekitar Rp 758 ribu.
Fenomena Gen Z Beralih ke HP Bodoh
Gen Z di Amerika Serikat (AS) ternyata tidak tertarik dengan kecanggihan smartphone. Mereka lebih memilih HP jadul atau ponsel bodoh (dumb phone) dengan spesifikasi minim.
Influencer dumb phone, Jose Briones menjelaskan jika para anak muda itu mulai bosan dengan smartphone.
"Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental dan mereka berusaha melakukan pengurangan," kata moderator subreddit "r/dumbphones.", dikutip dari CNBC Internasional.
Salah satu pabrikan yang masih menjual ponsel jadul atau feature phone adalah Nokia melalui HMD Global. Penjualan perusahaan yang naik tahun lalu jadi pertanda tren peralihan anak muda ke ponsel tersebut.
HMD global mencatatkan kenaikan penjualan puluhan ribu unit tiap bulannya di AS. Sementara di global yang terjadi sebaliknya, yakni penjualannya mengalami penurunan
Tahun lalu, Counterpoint Research mencatat 80% penjualan feature phone berasal dari wilayah Timur Tengah, Afrika, dan India. Namun sejumlah pihak menyatakan ada pergeseran angka, yakni kemungkinan anak muda di AS kembali pada ponsel bodoh.
"Di Amerika Utara, pasar dumb phone cukup datar," kata Moorhead. "Tapi saya bisa melihatnya meningkat hingga 5% dalam lima tahun ke depan jika, berdasarkan masalah kesehatan masyarakat yang ada di luar sana."
(fab/fab)