
Xi Jinping Bisa Ngamuk Soal Chip, Jepang Salahkan Joe Biden

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang mengumumkan pembatasan ekspor untuk alat pembuat chip ke China. Ada 23 alat yang tak bisa dikirim ke Negeri Tirai Bambu.
Pembatasan ini disinyalir gara-gara desakan Amerika Serikat (AS) yang tengah bersitegang dengan China. Pemerintahan AS ingin memastikan China tak mendominasi pengembangan chip di masa depan.
Kendati begitu, posisi Jepang seakan terhimpit. Beberapa pihak di dalam pemerintahan mengungkapkan kekhawatiran mereka jika Xi Jinping merespons pembatasan ekspor.
"Kami merasa tak nyaman dengan cara AS melakukan ini [meminta Jepang melarang ekspor ke China]," kata orang dalam pemerintahan di Kementerian Perindustrian Jepang yang enggan disebutkan identitasnya, dikutip dari Reuters, Selasa (25/7/2023)
"Tak perlu secara spesifik mengidentifikasikan sebuah negara untuk pembatasan ekspor. Seharusnya cukup dikontrol saja," ia menambahkan.
Diketahui, pada Oktober lalu AS terang-terangan menyebut 'China' sebagai target pembatasan ekspor. Sementara itu, selama ini Jepang tak pernah menyebut negara tetangganya itu secara spesifik.
Pada Maret lalu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jepang mengatakan pihaknya melakukan pembatasan ekspor ke 160 negara. Pembatasan itu pun tak serta-merta menyebut China.
Selain Jepang, AS juga membujuk Belanda untuk melakukan pembatasan ekspor ke China untuk alat manufaktur chip. Sebab, Belanda dan Jepang merupakan pusat alat manufaktur chip terbesar di dunia.
Tokyo khawatir pembatasan ekspor yang spesifik mengarah ke China akan memicu kekacauan. Salah satunya, balas dendam China dengan melarang mobil listrik Jepang.
Orang dalam di pemerintahan mengkritisi aksi AS yang seakan ingin mempermalukan China di hadapan global.
"Tak ada gunanya membuat pihak lain kehilangan muka mereka, kecuali itu memang tujuan [AS] sejak awal," ujarnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Jepang Hancurkan Mimpi China Jadi Produsen Chip Dunia
