Covid, Belut Vampir Purba Penghisap Darah Bermunculan
Jakarta, CNBC Indonesia - Seekor ikan parasit pemangsa ikan lain ditemukan berada di danau-danau di perbatasan Amerika Utara dan Kanada. Dilaporkan hewan dengan julukan belut vampir memiliki populasinya terus meningkat di wilayah tersebut.
Ikan ini dilaporkan telah terdeteksi sejak awal abad ke-19 melalui Kanal Welland, ungkap laporan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Dengan cepat populasi Sea Lamprey berada di kelima danau dalam Great Lakes.
NOAA juga melaporkan belut tersebut memangsa ikan trout, whitefish, perch, dan sturgeon. Bahkan membuat jumlah ikan trout yang bisa ditangkap berkurang drastis.
"Dalam satu abad, penangkapan ikan trout anjlok, sebagian besar karena perkembangbiakan Lamprey yang tidak terkendali," kata NOAA, dikutip dari Science Alert, Rabu (5/7/2023).
Spesies itu sebenarnya dikendalikan oleh Great Lakes Fishery Commission bersama dengan US Fish and Wildlife Service dan Fisheries and Oceans Canada. Bahkan jumlahnya sempat berkurang 90% di sebagian wilayah Great Lakes.
Namun saat pandemi Covid-19, sekitar 2020 dan 2021, membuat pengelolaan spesies menjadi terkendala. Akhirnya ditemukan populasinya mengalami peningkatan. Science Alert menuliskan tidak diketahui jumlah peningkatan populasi.
Pengendaliannya pun bukan sesuatu yang mudah. Laporan Undark Magazine, publikasi ilmiah non-profit, menjelaskan mereka yang bertanggung jawab mengontrol populasi hanya mampu mengerjakan 25% pada 2020, namun tahun berikutnya meningkat 75%.
Biaya yang dikeluarkan pun tak sedikit. Wired menuliskan diperkirakan mencapai US$15-US$20 juta per tahunnya.
Selain itu untuk mengurangi populasi belut vampir itu juga membutuhkan pestisida yang tepat waktu bernama lampricide.