Belut Vampir Penghisap Darah Zaman Purba Muncul saat Covid

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
11 July 2023 17:30
Sea lamprey atau belut vampir asal benua Amerika bagian utara.
Foto: Fernando Losada Rodríguez/CCO

Jakarta, CNBC Indonesia - Populasi belut vampir kembali muncul saat pandemi Covid-19 melanda Bumi. Padahal sebelumnya jumlah hewan purba itu sempat menurun hingga 90%.

Ikan parasit itu hidup di perairan perbatasan Amerika Utara dan Kanada yang ditemukan sejak awal abad ke-19. Populasi hewan yang disebut Sea Lamprey itu dengan cepat meningkat di lima danau dalam Great Lakes.

Belut tersebut cukup berbahaya bagi ikan lain. Laporan NOAA mengatakan hewan tersebut memangsa ikan lain seperti trout, whitefist, perch, dan sturgeon. Saking berbahayanya berdampak pada tangkapan ikan trout yang berkurang drastis.

"Dalam satu abad, penangkapan ikan trout anjlok, sebagian besar karena perkembangbiakan Lamprey yang tidak terkendali," kata National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dikutip Science Alert, Selasa (11/7/2023).

Populasinya dikendalikan oleh Great Lakes Fishery Commision bersama dengan US Fish and Wildlife Service and Fisheries and Oceans Canada. Namun pandemi 2020-2021 membuat mereka kesulitan melakukan pengendalian jumlah belut itu dan jumlahnya kembali meningkat.

Pengendalian jumlah ikan tersebut juga bukanlah perkara mudah. Misalnya butuh banyak orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Seperti dilaporkan Undark Magazine yang menyebutkan orang yang mampu mengerjakan meningkat 25% menjadi 75%.

Dari segi biayanya sendiri butuh ongkos yang besar. Wired menuliskan bisa mencapai US$15 juta-US$20 juta per tahun. Selain itu juga butuh pemberian pestisida bernama lampricide.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid, Belut Vampir Purba Penghisap Darah Bermunculan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular