Tanda Kiamat Tampak di Otak Manusia, Ini Penelitiannya

Redaksi, CNBC Indonesia
03 July 2023 20:10
Ilustrasi (Photo by David Garrison from Pexel)
Foto: Ilustrasi (Photo by David Garrison from Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara perubahan iklim di masa silam dan otak manusia yang menciut. Menurut peneliti, otak manusia makin kecil untuk beradaptasi dengan "kiamat" perubahan iklim.

Penelitian Jeff Morgan Stibel, seorang ahli ilmu kognitif dari Natural History Museum, bertujuan untuk memahami cara manusia berkembang dan beradaptasi di tengah tekanan perubahan lingkungan. Ia menganalisis riwayat iklim dan fosil manusia dalam periode 50.000 tahun terakhir.

"Tren pemanasan global membuat sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim, terhadap ukuran otak dan perilaku manusia," kata Stibel dalam laporan penelitiannya, dikutip dari Science Alert pada Senin (3/7/2023).

Stibel meneliti ukuran otak dari 298 sampel dari genus Homo, yang berubah dalam 50.000 tahun terakhir. Kemudian, ia membandingkan ukuran otak tersebut dengan suhu, kelembaban, dan curah hujan global.

Hasilnya, otak manusia makin kecil ketika iklim Bumi makin hangat.

"Kita tahu bahwa otak di semua spesies makin besar dalam jutaan tahun terakhir, tetapi kita tahu sangat sedikit soal tren evolusi di tingkat makro," kata Stibel.

Ia mengambil data ukuran tengkorak dari beberapa sumber, yang secara total terdiri dari 373 pengukuran atas 298 tulang manusia yang usianya tersebar dalam 50.000 tahun. Dalam penelitian, ia juga mempertimbangkan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan wilayah geografi dan gender untuk melakukan estimasi ukuran otak.

Data ukuran otak kemudian dibandingkan dengan empat riwayat iklim termasuk data temperatur dari European Project for Ice Coring in Antartica (EPICA) Dome C, yang menyimpan data suhu permukaan sehingga 800.000 tahun yang lalu.

Dalam 50.000 tahun terakhir, ada beberapa peristiwa penting seperti Last Glacial Maximum (Glasial Maksimum Terakhir), yang menyebabkan rerata suhu Bumi merosot tajam hingga akhir jaman Pleistocene. Ketika Bumi memasuki era Holocene, suhu kembali meningkat secara konstan hingga hari ini.

Data menunjukkan bahwa otak manusia berukuran lebih besar saat suhu Bumi lebih dingin dibanding suhu yang lebih hangat dalam pengelompokan periode setiap 100 tahun dan setiap 10.000 tahun.

Analisis Stibel menggambarkan pola perubahan ukuran otak makhluk dalam genus Homo dan korelasi dengan perubahan suhu. Otak manusia kini ukurannya menyusut sehingga hanya sekitar 10,7 persen dari otak pada awal era Holecene.

"Perubahan ukuran otak berlangsung selama ribuan tahun setelah perubahan iklim dan paling tampak setelah glasial maksimum akhir, kira-kira selama 17.000 tahun," kata Stibel.

Pola evolusi di otak manusia terjadi dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 5.000 hingga 17.000 tahun. Temuan ini mengindikasikan pemanasan global yang saat ini sedang terjadi bisa berdampak negatif terhadap kemampuan manusia berpikir (kognisi).

"Hanya sedikit saja otak manusia mengecil, dampaknya ke psikologi manusia bisa signifikan dalam bentuk yang belum pernah dipahami sebelumnya," kata Stibel.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiruan Otak Manusia Dibuat di Lab, Mau Dijadikan Komputer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular