5 Mitos ChatGPT, Ternyata Banyak Orang yang Percaya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 03/07/2023 21:10 WIB
Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum setahun setelah diluncurkan, ChatGPT langsung jadi bahan pembicaraan. Popularitasnya juga membuat banyak perusahaan teknologi ikut menciptakan chatbot serupa.

Kemunculan ChatGPT memunculkan sejumlah mitos baru di dunia Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Misalnya, kekhawatiran dapat menggantikan layanan berbasis manusia atau bahkan platform online yang sudah ada sebelumnya.

SlashGear mencatat ada lima mitos seputar ChatGPT, berikut rangkumannya, Senin (3/7/2023):


1. Hidup

Banyak orang yang percaya jika ChatGPT hidup dan bukanlah sebuah mesin biasa. Bahkan, tak lama lagi akan ada robot pembunuh.

Perlu diingat bahwa ChatGPT berbasis pada model bahasa dan menggunakan mesin pembelajaran atau machine learning, yang membuatnya begitu manusiawi. Namun, bukan berarti ChatGPT tidak bisa salah dalam memberikan respon.

"Saat Anda mengajukan pertanyaan, saya menganalisa bahasa yang digunakan dalam pertanyaan Anda dan membandingkannya dengan pola dan struktur bahasa dalam data pelatihan saya untuk menghasilkan respons. Namun, perlu diketahui respon saya dihasilkan berdasarkan pola statistik dalam data dan mungkin tidak selalu akurat atau terkini," tulis ChatGPT dalam sebuah percakapan.

2. Bakal Ambil Pekerjaan

Mitos yang mungkin paling sering didengar adalah ChatGPT bisa menggantikan pekerjaan manusia. SlashGear tak menampik isu ini dan berdasarkan laporan Resume Builder, ada 48% perusahaan yang menggunakan ChatGPT untuk menggantikan pekerjaan.

Namun, ChatGPT sendiri membantah hadir untuk menggantikan pekerjaan manusia. ChatGPT pernah menyebut kehadirannya untuk menambah dan meningkatkan kemampuan manusia dengan memberikan informasi yang dibutuhkan.

"AI dan teknologi otomasi mengubah sifat pekerjaan, untuk digunakan manusia. Perannya bukan sebagai pengganti keterampilan serta keahlian manusia".

3. Selalu Akurat

Seperti dibahas sebelumnya, ChatGPT mengaku tidak 100% akurat. Saat menjawab pertanyaan, platform akan membandingkannya dengan data yang dimiliki, jadi dipastikan tidak selalu akurat bahkan bukan berarti yang terbaru.

"Namun, perlu diketahui respons yang saya hasilkan berdasarkan pola statistik dalam data yang ada di internet dan mungkin tidak selalu sepenuhnya akurat atau terkini".

4. Menggantikan Interaksi Manusia

Bukan hanya pekerjaan, ChatGPT disebut bakal menggantikan interaksi manusia. Namun, lagi-lagi ini mitos yang tidak masuk akal.

Manusia penuh dengan emosi dan ChatGPT tak akan bisa menirunya meski memiliki kemampuan memahami tulisan dan percakapan manusia. Kreativitas, intuisi, dan kecerdasan emosional juga tidak akan bisa dibuat oleh ChatGPT.

5. Orang yang Berpura-pura Jadi ChatGPT

Terakhir adalah mitos keberadaan orang di balik chatbot AI. Kesan ini muncul karena ChatGPT bisa beroperasi secara alami saat digunakan.

SlashGear mencatat mitos itu tidak masuk akal karena proses yang dilewati ChatGPT. Platform tersebut harus menangani 10 juta permintaan setiap hari. Jika manusia yang melakukannya, maka mereka harus memiliki pengalaman dari beragam jenis informasi untuk memproses segala macam permintaan.


(npb/npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat