
Bukan Gen Z, Pengguna ChatGPT Paling Banyak Kaum 'Tua'

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika mengira Gen Z (1997-2012) paling banyak menggunakan ChatGPT, Anda salah. Pengguna chatbot AI tersebut ternyata didominasi kelompok usia yang lebih 'tua', yakni milenial (1981-1996).
Laporan terbaru dari The Verge, tim Vox Media's Insights and Research, dan perusahaan konsultan riset The Circus, mencatat ada 36 juta pengguna ChatGPT yang berasal dari kelompok milenial di Amerika Serikat (AS), dikutip Selasa (27/6/2023).
Sementara itu, Gen Z berada pada peringkat ke-2 dengan pengguna ChatGPT sebanyak 34,9 juta orang. Secara garis besar, bisa dilihat bahwa penggunaan ChatGPT saat ini lebih banyak untuk menunjang kerja ketimbang sekolah, dilihat dari rentang usia masing-masing generasi.
Di posisi ke-3 ada Gen X (1965-1980) dengan total pengguna ChatGPT sebanyak 15,8 juta orang. Kalangan Boomers (1946-1964) ternyata juga sebagian kecil sudah terpapar dengan teknologi revolusioner tersebut.
Laporan menyebut ada 4,8 juta Boomers yang menggunakan ChatGPT. Secara keseluruhan, survei menunjukkan adopsi ChatGPT memang masif, tetapi tak 'secepat' yang digembar-gemborkan selama ini.
"Telepas dari liputan berita yang tersebar luas, penggunaan teknologi AI masih cukup terbatas, setidaknya pada produk AI yang spesifik. Teknologi ini cenderung digunakan oleh pengguna berusia muda," tertulis dalam laporan. Sebagai catatan, penelitian mengambil sampel lebih dari 2.000 warga AS.
Dari situ, 57% mengaku pernah menggunakan atau mendengar tentang ChatGPT, sedangkan 43% belum mengetahuinya.
Untuk layanan serupa seperti Microsoft Bing, My AI Snap, dan Google Bard, jumlahnya lebih sedikit. Masing-masing secara berurutan 46%, 45%, dan 38%.
Layanan AI spesifik seperti Midjourney dan Stable Diffusion jauh lebih kecil. Masing-masing 25% dan 23%.
Meski penggunaannya masih terbatas, namun teknologi AI lebih populer ketimbang teknologi baru lainnya. Warga AS pun sepakat AI akan membawa manfaat di masa depan.
Dalam laporan itu, sebanyak 74% merespons keberadaan AI secara positif. Persentase itu lebih tinggi ketimbang kendaraan listrik atau EV (69%), VR (60%), AR (52%). NFT yang sempat viral beberapa waktu lalu hanya meraup 34%.
"Orang-orang punya ekspektasi tinggi untuk dampak AI pada dunia dibandingkan teknologi baru lainnya," tulis laporan itu.
(fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Almarhum Nenek Bangkit dari Kubur Berkat AI, Simak Kisahnya!